Popular Post

My Playlist

Lihat postingan

Total Pageviews

Recent post

Archive for November 2011

1. TUJUAN PERCOBAAN
· Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat mengukur temperature bola basah maupun temperature bola kering
· Mencari humidifitas dengan menggunakan grafik
· Mencari relative humidifitas dengan menggunakan grafik

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
A. Alat yang digunakan
- Seperangkat alat TM
- Termometer bola basah
- Termometer bola kering

B. Bahan yang digunakan
- Air aquadest
- Tisue
III. DASAR TEORI
Temperatur bola kering dan temperature bola basah dalam pemprosesan sering diperlukan untuk menentukan uap air di dalam aliran gas. Operasi ini lebih dikenal dengan proses humidifikasi. Penggunaan yang paling sederhana dan luas dalam proses humidifikasi adalah proses pengeringan dari padatan basah dengan pengurangan jumlah kandungan air dan pemakaian Ac. Untuk menentukan relative humidifitas dan humidifitas dari campuran air-uap digunakan grafik humudifikasi. Cara penggunaan grafik humidifikasi adalah buat garis perpotongan antara temperature bola kering dan temperature bola basah dari titik perpotongan tarik garis sampai memotong garis relative humidifitas sedangkan untuk menentukan humidifitas tarik garis perpotongan temperature bola kering dan temperature bola basah sampai memotong garis humidifitas.

1. Temperatur bola kering.

Temperatur bola kering merupakan temperatur yang terbaca pada termometer sensor kering dan terbuka, namun penunjukan dari temperatur ini tidak tepat karena adanya pengaruh radiasi panas.

2. Temperatur bola basah.

Temperatur bola basah merupakan temperatur yang terbaca pada termometer dengan sensor yang dibalut dengan kain basah. Untuk mengukur temperatur ini diperlukan aliran udara sekurangnya adalah 5 m/s. Temperatur bola basah sering disebut dengan temperatur jenuh adiabatik.
Humidifitas atau kelembaban adalah jumlah uap air di udara atau jumlah uap air dalam volume udara. Yang dinyatakan oleh berat kelembaban tertentu adalah rasio dari jumlah berat uap air ke udara kering seperti 1:200.
* Kelembaban Relatif
Kelembaban relative didefinisikan sebagi rasio dari tekanan parsial uap air (dalam gas campuran udara dan uap air) ke jenuh tekanan uap air pada suhu tertentu.
Dengan kata lain, kelembaban relative adalah jumlah uap air di udara pada suhu tertentu dibandingkan dengan uap air maksimum yang udara mampu menahan tanpa kondensasi, pada suhu tertentu.

Angka konsentrasi kelembaban dapat dicari dengan kelembaban absolute, kelembaban spesifik atau kelembaban fisik.
Alat untuk mengukur kelembaban disebut hygrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah bangunandengan sebuah pengawal lembab(dehumidifer). Dapat dianalogikan dengan sebuah thermometer dan thermostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30oC (86oF) dan tidak melebihi 0,5% pada 0oC (32oF).

IV. PROSEDUR KERJA
§ Menyiapkan alat TM dengan menggunakan blower
§ Menyiapkan termometer bola basah dengan cara membungkus ujung termometer dengan kain kasa atau tissue dan melilitnya dengan isolasi bening
§ Menghidupkan blower pada alat TM
§ Menyelupkan termometer bola basah ke dalam gelas kimia yang berisi air
§ Mengukur temperature bola basah dan bola kering secara bersamaan selama lebih kurang 10 menit, mendapatkan data sebanyak 4 kali.

1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan standarisasi dan penentuan cuplikan dengan titrasi redoks
.
2. PERINCIAN KERJA
1. Melakukan standarisasi larutan KMnO4
2. Menentukan kadar besi dalam larutan

3. DASAR TEORI
Titrasi redoks merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi antara
analit dan titran. Titrasi redoks banyak digunakan untuk penentuan sebagian besar logam-logam. Indicator yang digunakan pada titrasi ini menggunakan berbagai cara kerja. Pada titrasi yang menggunakan KMnO4 tidak menggunakan suatu larutan indicator, tetapi larutan KMnO4 itu sendiri dapat bertindak sebagai indicator.
Beberapa titrasi redoks menggunakan amilum sebagai indicator, khususnya titrasi redoks yang melibatkan iodine. Indikator yang lain yang bersifat reduktor/oksidator lemah juga sering dipakai untuk titrasi redoks jika kedua indicator diatas tidak dapat diaplikasikan, misalnya ferroin, metilen, blue, dan nitroferoin. Contoh titrasi redoks yang terkenal adalah iodimetri. Iodometri, permanganometri menggunakan titrant kalium permanganat untuk penentuan Fe2+ dan Oksalat, Kalium dikromat dipakai untuk titran penentuan Besi(II) dan Cu(I) dalam CuCl. Bromat dipakai sebagai titrant untuk penentuan fenol, dan iodida (sebagai I2 yang dititrasi dengan tiosulfat.), dan Cerium(IV) yang bisa dipakai untuk titrant titrasi redoks penentuan ferosianida dan nitrit.
Titik akhir dari suatu titrasi redoks dapat dilakukan dengan mebuat kurva titrasi antara potensial larutan dengan volume titran atau dapat juga menggunakan indicator. Dengan memandang tingkat kemudahan dan efisiensi maka titrasi redoks dengan indicator sering kali yang banyak dipilih. Beberapa titrasi redoks menggunakan warna titrant sebagai indicator contohnya penentuan oksalat dengan permanganate, atau penentuan alkohol dengan kalium dikromat.
3.1 Kalium Permanganat
Kalium permanganat digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Zat ini merupakan pereaksi yang mudah diperoleh, tidak mahal dan tidak memerlukan suatu indicator kecuali kalau digunakan larutan-larutan yang sangat encer. Satu tetes KMnO4 0,1 N memberikan suatu warna merah muda yang jelas pada larutan dalam titrasi. Permanganat mengalami reaksi kimia yang bermacam-macam, karena mangan dapat berada dalam keadaan-keadaan oksidasi +2, +3, +4, +5, +6, +7. Untuk reaksi yang berlangsung dalam larutan yang asam akan terjadi reaksi :
MnO4 -+ 8H­­­­+ + 5e <=> Mn 2++ 4H­2O
Sedangkan untuk reaksi dalam larutan berasam rendah :
MnO4 -+ 8H­­­­+ + 3e <=> MnO2 + 2H­2O
Reaksi yang paling banyak digunakan adalah reaksi pada larutan yang sangat asam, dimana permanganat bereaksi dengan sangat cepat.

3.2 Natrium Oksalat
Senyawa ini merupakan standar primer yang baik bagi permanganat dalam larutan berasam. Dapat diperoleh dalam derajat kemurnian yang tinggi, stabil pada pemanasan dan tidak higroskopis. Reaksi dengan permanganat agak komplek dan sekalipun banyak penelitian yang telah dilakukan, namun mekanisme yang tepat tidak jelas. Reaksinya lambat pada suhu kamar. Oleh kareana itu biasanya larutan dipanaskan pada suhu 600C. Pada kenaikan suhu, pada awalnya reaksi berjalan lambat, tetapi kecepatan meningkat setelah ion mangan (II) terbentuk. Mangan (II) bertindak sebagai suatu katalis dan reaksinya dinamakan otokatalitik karena katalis dihasilkan oleh reaksinya sendiri. Ionnya mungkin mempengaruhi efek katalitiknya dengan cepat bereaksi dengan permanganat untuk membentuk mangan dari keadaan oksidasi antara +3 dan +4 yang selanjutnya dengan cepat mengoksidasi ion oksalat, kembali keadaan divalent. Adapun reaksinya adalah :
5C2O42- + 2MnO4 + 16H+ → 2Mn 2+ + 10 CO2 + 8H2O

Fowler dan bright melakukan suatu penelitian yang sangat mendalam terhadap kesalahan-kesalahan yang mungkin didalam titrasi. Mereka menemukan beberapa bukti dari pembentukan peroksida
O2 + H2C2O4 → H2O2 + 2 CO2
Dan apabila perioksida terurai sebelum bereaksi dengan permanganat, terlalu sedikit larutan permanganat yang diperlukan sehingga dari perhitungan normalitasnya tinggi. Mereka menyarankan agar hampir semua permanganat ditambahkan dengan cepat dalam larutan dipanaskan sampai 60 0C dan titrasi diselesaikan pada suhu ini.

4. ALAT YANG DIGUNAKAN
• Kaca Arloji 2 buah
• Erlenmeyer 250 ml 6 buah
• Buret 50 ml 2 buah
• Pipet Ukur 25 ml 4 buah
• Gelas Kimia 100 ml, 250 ml 2 buah
• Labu Takar 100 ml, 250 ml, 500 ml 2 buah
• Spatula 2 buah
• Bola Karet 4 buah
• Hot Plate 2 buah
• Termometer 2 buah


5. BAHAN YANG DIGUNAKAN
• Na2C2O4 padatan 0,3 gram
• H2SO4 12,5 ml
• KMnO4 padatan 0,7902 gram
• FeSO4.7H2O padatan 4 gram

6. PROSEDUR PERCOBAAN

6.1 Standarisasi Larutan KMnO4
• Membuat larutan 0,1 N KMnO4
• Mengeringkan Natrium Oksalat dalam Oven pada suhu 105-110 oC selama 2 jam
setelah itu mendinginkannya dalam desikator.
• Menimbang Natrium Oksalat sebanyak 300 mg dan memasukkannya kedalam
erlenmeyer.
• Melarutkan 12,5 ml H2SO4 pekat dalam 250 ml air ( hati-hati )
• Memasukan larutan H2SO4 kedalam erlenmeyer yang berisi Natrium Oksalat.
Mengkocoknya dan mendinginkannya sampai 24 oC.
• Mentitrasi dengan 0,1 N KMnO4 sampai volume 35 ml. lalu dipanaskan sampai
50-60 oC. dan melanjutkan titrasi setetes demi setetes hingga berubah warna yaitu
merah muda.

6.2 Penentuan Besi Dengan KMnO4
• Melarutkan 4 gram cuplikan FeSO4.7H2O dalam air demineral 100 ml.
• Memipet 25 ml larutan cuplikan kedalam erlenmeyer 250 ml dan menambahkan
25ml 0,5 M H2SO4.
• Mentitrasi dengan larutan standar 0,1 N KMnO4 sampai warna merah muda tidak
berubah lagi.
Tersenyum geli dan sinis dengan ide me-NOL-kan kantong plastik di pasar tradisional. Wacana ini sudah lama diserukan oleh setiap orang pecinta lingkungan, namun menjadi gerakan dan kebijakan justru di tengah kebutuhan yang kita tidak tahu. Yang pasti bukan karena seruan para pecinta lingkungan.

Memulai mengganti kantong plastik dari pasar tradisional seakan menegaskan bahwa pasar tradisional penuh masalah dan menjadi penyebab utama menggunungnya sampah plastik.

Menurut saya Dinas Pasar perlu mempertimbangkan keberadaan supermarket, pasar super yang selama ini membuat kita nyaman berbelanja justru lebih besar. Mereka justru paling ”rewel” (baca: disiplin) dengan urusan kantong plastik. Mereka ‘memaksa’ kita menerima berlembar kantong plastik sesuai dengan jenis belanjaan yang kita beli. Sebut saja satu kantong plastik untuk sayuran, pastinya kita diberi satu kantong plastik lagi untuk pelengkap mandi cuci yang mengandung kimia. Tambah satu lagi kantong plastik untuk makanan kecil berplastik, belum lagi peralatan elektronik dan belanjaan lagi. Minimal tiga kantong plastik kita bawa pulang bahkan lebih.

Mencuplik tulisan Dewi Lestari dalam http://dee-idea.blogspot.com, dirinya pernah berkeluh bahwa, Rata-rata orang keluar dari sana (pusat belanjaan) membawa 4-6 kantong kresek. Belum termasuk plastik-plastik yang membungkusi buah dan sayur. Bahkan dee juga memberikan data, Dari data yang saya baca, di jaringan Superindo sendiri, penggunaan kantong kresek bisa mencapai 300.000 lembar per hari. 700 ton sampah plastik diproduksi hanya oleh Jakarta saja. Dan menurut Kementerian Lingkungan Hidup, komposisi sampah plastik di kota-kota besar seperti Surabaya dan Bandung meningkat sejak tahun 2000 dari 50% ke 70%. Kita benar-benar sudah dicekik plastik“.

Gunakan plastik organik

Lalu, kantong ini diganti apa? ide gila ini benar benar gila bila tanpa solusi. Diganti kantong kertas juga bermasalah dengan bahan baku kertas yaitu kayu yang semakin membabi buta penebangannya. Sekilas saya teringan dengan kawan kawan gila saya di Yogya. Mereka adalah sekelompok mahasiswa gila dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Mereka meneliti Mikroalge semacam tanaman penghasil agar agar. Dari Penelitian ini lahirlah pembungkus makanan ramah lingkungan yang dibuat dari endible film dari mikroalga platensis. Hasilnya adalah lembar pembungkus dan mudah diurai. Tak tahu itu kerta atau plastik. Tebal seperti kertas, mengkilap seperti plasti. Gilanya endible film ini bisa dimakan bahkan mengandung anti oksidan.

Sebagai Broadcaster inting jurnalistik saya bekerja.ini berita besar harus diblow up. Tak hanya masuk dalam liputan namun juga saya pertemukan mereka pada kesempatan yang pas dengan Rachmad Witoelar, Menteri lingkungan hidup periode 2004-2009 lalu.

Hasilnya…




Pak menteri menanggapi dengan senyuman gembira dan kemudian…(sepi) tak lama dari itu para mahasiswa pun lulus kuliah. Tak ada respon. Penelitian tinggal penelitian dan terurai tanpa bekas. sayang ya.. (pasc

Harapan besar Bernd Rieger bernama polypropylen karbonat. Dengan material plastik ini, pakar kimia di Universitas Teknik München ingin membuktikan bahwa perusak iklim CO2 dapat diintegrasikan kembali dalam siklus materi. Apakah ini adalah awal suatu revolusi dalam industri kimia?



Menurut perhitungan Lembaga Potsdam untuk Penelitian Iklim, jumlah CO2 di atmosfir hanya boleh bertambah 230 gigaton, jika kenaikan suhu global dibatasi menjadi dua derajat Celcius sampai akhir abad ini. Mencegah emisi CO2 adalah kata kunci bagi para politisi dan ilmuwan dunia. Mungkinkah gas CO2 dapat digunakan kembali tanpa melepasnya ke udara?

CO2 sudah lama digunakan sebagai bahan mentah dalam sejumlah proses industri. CO2 antara lain dimanfaatkan untuk memproduksi pupuk atau sebagai salah satu bahan untuk obat sakit kepala Aspirin. Tapi sebenarnya, molekul ini bisa digunakan dalam sejumlah proses lainnya. Profesor kimia Bernhard Rieger meyakini hal ini. Ia bertekad untuk memanfaatkan karbondioksida untuk membuat bahan dasar yang berguna.

Perusak iklim menjadi bahan mentah

Rieger ingin membuktikan manfaat molekul sederhana ini melalui bahan plastik polypropylen karbonat. Bahan ini dihasilkan dari CO2 dan dalam beberapa tahun dapat diproduksi massal oleh konsorsium kimia BASF. Reaksi kimia ini sudah dikenal sejak 40 tahun, tapi baru sekarang ada yang berhasil memanfaatkannya. Dengan katalis yang tepat, para periset di Pusat München untuk katalis CO2 berhasil mengolah molekul ini sesuai dengan kebutuhan mereka. Entah itu berbentuk zat yang tembus pandang atau tidak, fleksibel atau kaku, mampu didaur ulang oleh alam atau zat yang tidak dapat dirusak sama sekali: polypropylen karbonat separuhnya terdiri dari CO2 dan diharapkan dapat menjadi bahan mentah serba guna di sektor industri plastik.

Sektor Kimia Tanpa Minyak Bumi

Polypropylen karbonat adalah zat dalam fase uji coba. Materi plastik ini diharapkan dapat membuktikan potensi yang tersimpan dalam bahan mentah karbondioksida yang selama ini dinilai kurang praktis. Masih ada sejumlah sektor lainnya yang dapat memanfaatkan CO2, misalnya untuk menghasilkan methan yang sekarang antara lain digunakan untuk bahan bakar mobil. Tapi sampai hal ini bisa diwujudkan, para ilmuwan dunia masih harus mengatasi sejumlah rintangan. Selain itu, visi suatu kimia CO2 baru akan terwujud, jika sektor industri dan penerintah bekerja sama. Misalnya, kerja sama seperti dalam proyek Desertec. Tapi untuk itu semua pihak yang terlibat harus memiliki nafas panjang.

- Copyright © 2013 Namikaze's art - Namikaze-art - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan - Redesign by Namikaze-art