- Home >
- kimia , Teknik Pengolahan Limbah >
- PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN LUMPUR AKTIF
Friday, 21 December 2012
·
Menentukan efisiensi pengolahan limbah cair
dengan proses lumpur aktif
·
Memahami proses pengolahan secara biologi dengan
lumpur aktif
2. Alat dan bahan yang digunakan
·
Alat yang digunakan
ü Seperangkat
Bioreaktor lumpur aktif
ü Drum/ember
plastic
ü Botol
sampel
ü Pipet
ukur
ü Porselen
·
Bahan yang digunakan
ü Limbah
Industri
ü Air
ü Kertas
PH
ü FAS
0,1N
ü K2Cr2O7
0,25N
ü H2SO4
ü AgSO4
ü HgSO4
3. Dasar Teori
Pengolahan air limbah pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode Biologi. Metode ini merupakan metode yang paling efektif dibandingkan dengan metode Kimia dan Fisika. Proses pengolahan limbah dengan metode Biologi adalah metode yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air limbah. Mikroorganisme sendiri selain menguraikan dan menghilangkan kandungan material, juga menjadikan material yang terurai tadi sebagai tempat berkembang biaknya. Metode pengolahan lumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses pengolahan air limbah yang memanfaatkan proses mikroorganisme tersebut.
Dewasa ini metode lumpur aktif merupakan metode pengolahan air limbah yang paling banyak dipergunakan, termasuk di Indonesia, hal ini mengingat metode lumpur aktif dapat dipergunakan untuk mengolah air limbah dari berbagai jenis industri seperti industri pangan, Perhotelan, Rumah tinggal, Sekolah, bahan Pabrik dan lain sebaginya.
Dengan menerapkan sistem ini didapatkan air bersih yang tidak lagi mengandung senyawa organik beracun dan bakteri yang berbahaya bagi kesehatan. Air tersebut dapat dipergunakan kembali sebagai sumber air untuk kegiatan industri selanjutnya. Diharapkan pemanfaatan sistem daur ulang air limbah akan dapat mengatasi permasalahan persediaan cadangan air tanah demi kelangsungan kegiatan industri dan kebutuhan masyarakat akan air.
Air tersebut dapat dipergunakan kembali sebagai sumber air untuk kegiatan industri selanjutnya. Air daur ulang yang kami kerjakan dapat dimanfaatkan dengan aman untuk kebutuhan konsumsi air seperti cooling tower, boiler laundry, toilet flusher, penyiraman tanaman, general cleaning, fish pond car wash dan kebutuhan air yang lainnya.
CARA PENGOLAHAN LIMBAH
Limbah yang datang dari segala macam aktifitas akan ditampung kedalam bak penyaring. bak penyaring berfungsi sebagai penyaring kotoran padat dan sampah yang dapat mengganggu proses peralatan selanjutnya atau peralatan lainnya air yang telah disaring selanjutnya menuju ke bak equalizing, bak equalizing berfungsi sebagai penampung dalam proses awal agar kualitas air rata dan teratur.
Air kemudian di pompakan ke flow control box untuk selanjutnya masuk ke bak aerasi, bak ini dilengkapi dengan air difuser yang berfungsi melarutkan udara kedalam air sehingga bakteri menjadi aktif.
Di bak ini air limbah akan diproses dengan cara menambahkan atau melarutkan udara kedalam air dan menambahkan lumpur aktif yg diperoleh dari bak pengendap atau sedimentation tank. Bak ini berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang datang dari aerasi dengan tujuan mempercepat pengendapan struktur, sehingga dibuat seperti limas segi empat.
Lumpur yang mengendap akan diangkat oleh airlift melalui udara blower kemudian lumpur ditampung ke setiap distributor box untuk di distribusikan ke bak aerasi, bak penampungan lumpur dan bak klorinasi atau clorinasi tank. Setelah air diendapkan proses selanjutnya biasanya menambahkan bahan kimia yg berfungsi untuk membunuh kuman, namun bisa juga tidak menggunakan bahan kimia, hal tersebut dapat diatasi dengan menambahkan bakteri aktif pada saat proses aerasi. Bak penampung air olahan atau efluent tank adalah bak yang berfungsi sebagai bak penampung air olahan yang dihasilkan oleh unit pengolahan limbah untuk disalurkan ke water tank, air yang masuk ke bak ini adalah air yg sudah diproses bebas dari kuman.
Sebelum masuk ke make up water tank air olahan akan disaring menggunakan pasir dan karbon untuk menghilangkan rasa warna dan bau kemudian akan ditampung kedalam tanki penampungan air ditangki adalah air olahan atau recycle yang telah siap dipakai kembali sesuai kebutuhan
Menanggapi permasalahan di atas maka perlu adanya solusi yang tepat guna mempertahankan status lumbung padi di propinsi jawa timur, salah satunya adalah dengan memanfaatkan limbah lumpur aktif yang dikombinasi dengan kotoran hewan ternak. Limbah lumpur aktif yang merupakan endapan lumpur yang mengandung sejumlah mikroorganisme biasanya digunakan pada proses pengolahan limbah. Limbah mikroorganisme yang berperan adalah mikroorganisme prokariotik seperti jamur protozoa, rotifera, dan ganggang yang masing–masing memiliki peran tersendiri (Metclaf, 1991). Lumpur aktif juga memiliki kandungan nitrogen yang merupakan salah satu faktor penyubur tanah, sehingga lumpur aktif sangat tepat digunakan untuk bahan pembuatan pupuk organik. Disamping itu, berdasarkan observasi penulis pada perusahaan kertas Adi Prima Persada melimpahnya lumpur aktif pada industri kertas yang bisa mencapai ± 100 ton perhari juga merupakan permasalahan limbah industri yang perlu diatasi agar tidak terjadi penumpukan limbah.
4. Prosedur Kerja
1.
Memasukkan Umpan berupa Limbah cair industry
dengan konsentrasi COD 1000-1500mg/l kedalam tangki umpan
2.
Mengkondisikan pH umpan pada pH netral
3.
Memasukkan lumpur aktif dari hasil seeding
kedalam reactor lumpur aktif
4.
Menghidupkan system aerasi
5.
Menghidupkan pompa umpan dan pompa resirkulasi
lumpur
6.
Mengkontinukan system aliran dengan ditandai
melimbahnya effluent di klarifier
7.
Menetapkan waktu detensi antara 0,3-1,5jam
8.
Setellah system mendekati stabil atau setelah
tiga kali waktu detesi,maka ambil smpel dari effluent dan influent lalu ukur
CODnya
9.
MEnghitung efisiensi pengolahan:
%Efisiensi
Pengolahan : COD in-CODef/CODin x 100%
5. Data Pengamatan
ü
Miggu pertama
Sampel
1 (influent)
pH :2
TDS :17
Suhu :27,30C
Berat
cawan kosong = 55,2 gr
Berat
Cawan kosong + sampel 1=66,9gr (sebelum pemanasan)
Berat
Cawan kosong + sampel 1=56,6gr (sesudah
pemanasan 1400C)
Berat
Cawan kosong + sampel 1=55,6 (sesudah pemanasan 6000C)
VSS :0,11 x 106 mg/l
TSS :1,03 x 106 mg/l
Sampel
2 (outfluent)
pH :3
TDS :13
Suhu :27,6
Berat
cawan kosong = 50,2 gr
Berat
Cawan kosong + sampel 1=58,3gr (sebelum pemanasan)
Berat
Cawan kosong + sampel 1=50,9gr (sesudah
pemanasan 1400C)
Berat
Cawan kosong + sampel 1=50,5(sesudah pemanasan 6000C)
VSS :0,04 x 10-6 mg/l
TSS :0,74 x 10-6 mg/l
ü
Minggu kedua
pH :6
TDS :10
Suhu :27,30C
Berat
Cawan kosong + sampel 1=62,1gr (sebelum pemanasan)
Berat
Cawan kosong + sampel 1=58,65gr (sesudah
pemanasan 1400C)
Berat
Cawan kosong + sampel 1=32,98 (sesudah pemanasan 6000C)
TSS :2,567 x 106 mg/l
6. Perhitungan
Minggu Pertama
ü
Sampel1
TSS=(sebelum Pemanasan-setelah
pemanasan 1400C) X 10 6
=66,9 gr-56,6 gr X 10 6
10
ml
=1,03 x 10 6
gr/ml
VSS=(sebelum Pemanasan-setelah
pemanasan 6000C) X 10 6
=56,6 gr-55,5 gr X 10 6
10
ml
=0,11 x 10 6
gr/ml
ü
Sampel 2
TSS=(sebelum Pemanasan-setelah
pemanasan 1400C) X 10 6
=58,3 gr-50,9 gr X 10 6
10
ml
=0,74 x 10 6
gr/ml
VSS=(sebelum Pemanasan-setelah
pemanasan 6000C) X 10 6
Ml
sampel
=50,9gr-50,5 gr X 10 6
10
ml
=0,04 x 10 6
gr/ml
ü
Minggu kedua
Sampel outfluent
TSS=(sebelum Pemanasan-setelah
pemanasan 1400C) X 10 6
=62,1 gr-58,6 gr X 10 6
10
ml
=0,34 x 10 6
gr/ml
VSS=(sebelum Pemanasan-setelah
pemanasan 6000C) X 10 6
Ml
sampel
=58,65 gr-32,98 gr X 10 6
10
ml
=2,567 x 10
6 gr/ml
7. Analisa Data
Dari Praktikum
yang telah dilakukan,dapat dianalisa bahwa pada pengolahan limbah dengan
menggunakan lumpur aktif ini,digunakan cara berupa metode biologi yang
menggunakn mikroorganisme sebagai pereduksi zat-zat yang mencemari suatu limbah
cair,sehingga nantinya limbah yang terbuang tidak lagi mencemari lingkungan dan
habitat dari kelangsungan hidup dari makhluk hidup lain.
Penggunaan lumpur
aktif banyak dilakukan didalam suatu pabrik atau industry dikarenakan metode
ini cukup efisien,murah dan mudah.Dari hasil analisa kami pada minggu
pertama,dapat dianalisa bahwa pada sampel influent didapat PHnya =2 TDS 17 dan
suhu 27,3oC serta VSS = 0,11 x 106 dan TSS= 1,03 x 106
mg/l. Sedangkan pada sampel outfluent pH=3,TDS=13,suhu = 27,6oC,VSS=0,04
x 106 mg/l dan TSS =0,74 x 106 mg/l
Sebelum
mengembangbiakkan mikroorganisme yang akan digunakan untuk mereduksi zat zat
yang ada pada limbah,beberapa factor yang harus dilakukan,yakni mengecek pH
dari sampel atau tempat organism tersebut akan tinggal,apakah terlalu asam
maupun basa.Kondisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk hidup,yakni tidak
terlalu asam ataupun terlalu basa atau netral dengan pH=7.
Analisa
selanjutnya,yakni sampel pada minggu kedua,didaptkan hasil yakni TSS=0,34 x 106
mg/l dan VSS=2,567 x 106 mg/l,ini menunjukkan adanya perbedaan yang
cukup signifikan,hasil ini menunjukkan bahwa pada sampel terjadi penjernihan
yang cukup signifikan yang mengindifikasikan bahwa percobaan yang telah
dilakukan berhasil.
8. Kesimpulan
Dari analisa dan
praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Pada sampel Influent,didapat data :
pH =2
TDS=17
Suhu 27,3oC
VSS= 0,11x 106 mg/l
TSS=1,03 x 106 mg/l
Pada sampel outfluent,didapat data(minggu pertama) :
pH =3
TDS=13
Suhu 27,6oC
VSS= 0,04 x 106 mg/l
TSS=0,74 x 106 mg/l
Pada sampel outfluent,didapat data(minggu kedua) :
pH =6
VSS= 0,34 x 106 mg/l
TSS=2,567 x 106 mg/l
9. Daftar Pustaka
Jobsheet.2012.Penuntun Praktikum Teknik Pengolahan Limbah.Politeknik
Negeri Sriwijaya ; Palembang .
Pengolahan Limbah Cair Dengan Lumpur Aktif >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Pengolahan Limbah Cair Dengan Lumpur Aktif >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Pengolahan Limbah Cair Dengan Lumpur Aktif >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK