Popular Post

My Playlist

Lihat postingan

Total Pageviews

Thursday, 13 June 2013


I.         TUJUAN PERCOBAAN
·           Untuk mengetahui pengertian dari serat kasar dan serat makanan.
·           Dapat melakukan anaisis kadar serat kasar dalam bahan pangan
·           Dapat mengetahui kadar serat kasar dalam bahan pangan


II.         ALAT YANG DIGUNAKAN
·            Crussible                                                     1 buah
·            Gelas Kimia 500 ml                                    1buah
·            Erlenmeyer                                                 1 buah
·            Kertas saring                                               1 buah
·            Gelas piala                                                  1 buah
·            Spatula                                                        1 buah
·            Neraca analitik                                            1 buah
·            Oven                                                           1 buah
·            Kaca arloji                                                  1 buah




III.         BAHAN YNAG DIGUNAKAN
·               Selai nanas                                                  5 gram
·               Aquadest                                                    secukupnya
·               NaOH 3%                                                   secukupnya
                   


IV.               TEORI DASAR :
Serat adalah zat non gizi, ada dua jenis serat yaitu serat makanan (dietry fiber) dan serat kasar (crude fiber). Peran utama dari serat dalam makanan adalah pada kemampuannya mengikat air, selulosa dan pektin. Dengan adanya serat, membantu mempercepat sisa-sisa makanan melalui saluran pencernaan untuk disekresikan keluar. Tanpa bantuan serat, feses dengan kandungan air rendah akan lebih lama tinggal dalam saluran usus dan mengalami kesukaran melalui usus untuk dapat diekskresikan keluar karena gerakan-gerakan peristaltik usus besar menjadi lebih lamban.
Serat makanan didefinisikan sebagai sisa-sisa skeletal sel-sel tanaman yang tahan terhadap hidrolisa oleh enzim-enzim  pencernaan  manusia. Serat makanan sering juga disebut sebagai ”unavailable carbohydrate” sedangkan yang tergolong sebagai ”available carbohydrate” adalah gula, pati dan dekstrin, karena zat-zat tersebut dapat dihidrolisa dan diabsorpsi manusia, yang kemudian di dalam tubuh diubah menjadi glukosa dan akhirnya menjadi energi atau disimpan dalam bentuk lemak. Serat makanan ini terdiri dari dinding sel tanaman yang sebagian besar mengandung 3 macam polisakarida yaitu sellulosa, zat pektin dan hemisellulosa. Selain itu juga mengandung zat yang bukan karbohidrat yakni lignin (Piliang dan Djojosoebagio, 2002).
Serat makanan tidak sama pengertiannya dengan serat kasar (crude fiber). Serat kasar adalah senyawa yang biasa dianalisa di laboratorium, yaitu senyawa yang tidak dapat dihidrolisa oleh asam atau alkali. Di dalam buku Daftar Komposisi Bahan Makanan, yang dicantumkan adalah kadar serat kasar bukan kadar serat makanan. Tetapi kadar serat kasar dalam suatu makanan dapatdijadikan indeks kadar serat makanan, karena umumnya didalam serat kasar ditemukan sebanyak 0,2 - 0,5 bagian jumlah serat makanan.
  
Metode uji kualitatif yang biasa dipakai untuk menguji serat kasar adalah dengan pereaksi Schweltzar (kupra – ammonium – hidroksida), karena selulosa adalah suatu zat yang berwarna putih dan tidak larut dalam hampir semua pelarut. Pada analisa penentuan serat kasar diperhitungkan banyaknya zat – zat yang tidak larut dalam asam encer atau basa encer dengan kodisi tertentu.
   Serat pangan adalah bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna oleh enzim manusia, sehingga tidak digolongkan sebagai sumber zat gizi. Serat makanan meliputi selulosa, hemiselulosa, pelitin, gum, lignin. Meskipun tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan, tetapi bakteri flora saluran pencernaan terutama dalam kolondapat merombak serat tersebut. Sumber utama serat makanan adalah sayur-sayuran dan buah-buahan, serta biji-bijian dan kacang-kacangan. Jumlah serat makanan yang harus dikonsumsi oleh orang dewasa adalah 20-35 gram/hari atau 10-15 gram/1000 kkal menu.
   Serat pangan sering dibedakan atas kelarutannya dalam air. Serat pangan total (TDF atau Total Dietery Fiber ) terdiri dari komponen serat makanan larut air (Selulable Dietery Fiber atau SDF) dan serat makanan yang tidak larut air (Insolulable Dietery Fiber). SDF adalah serat makanan yang dapat larut dalam air hangat atau panas, serta dapat terendapkan oleh air:etanol dengan perbandingan 1:4. Sedangkan IDF diartikan sebagai serat pangan yang tidak larut dalam air panas atau dingin. Serat yang tidak larut dalam air adalah komponen struktural tanaman, sedangkan yang tak larut adalah komponen non struktural. Serat yang tidak larut air banyak terdapat pada kulit gandum, biji-bijian, sayuran dan kacang-kacangan. Serat yang larut dalam air biasanya berupa gum dan pektin.
   Pektin dan gum merupakan turunan dari gula yang biasa terdapat pada tanaman jumlahnya kecil dibanding dengan karbohidrat lain.pektin dibentuk oleh satuan-satuan gula dan asam galakturonat yang lebih banyak daripada gula sederhana, biasanya terdapat pada sayuran dan buah-buahan.pektin larut dalam air terutama dalam air panassehingga dalam bentuk larutan koloidal akan berbentuk pasta. Jika pektin dalam larutan ditambah dengan gula dan asam akan terbentuk gel. Prinsip inilah yang digunakan dalam pembentukan gel dalam pembuatan selai dan jeli buah-buahan
   Serat pangan yang tidak larut (IDF) bermanfaat untuk mengatasi sembelit, mencegah kanker terutama kanker kolon dan mengontrol berat badan. Serat makanan mempunyai daya serap air yang tinggi adanya serat makanan dalam feses menyebabkan feses dapat menyerap air yang banyak sehingga volumenya menjadi besar dan teksturnya menjadi lunak. Adanya volume feses yang besar akan mempercepat kontraksi usus untuk lebih cepat buang air-waktu transit makanan pada kolon lebih cepat. Volume feses yang besar dan tekstur yang lunak dapat mengencerkan senyawa karsinogenik yang terkandung di dalamnya, sehingga konsentrasinya jauh lebih rendah dengan demikian akan terjadi kontak antara zat karsinogenik dengan konsentrasi yang rendah dengan usus besar, dan kontak ini pun terjadi dalam waktu yang cukup singkat sehingga tidak memungkinkan terjadinya sel-sel kanker.

Langkah – langkah yang dilakukan dalam analisa adalah :
Deffating, yaitu menghilangkan lemak yang terkandung dalam sample menggunakan pelarut lemak.
Digestion, terdiri dari dua tahapan yaitu pelarutan dengan asam dan pelarutan dengan basa. Kedua macam proses digesti ini dilakukan dalam keadaan tertutup pada suhu terkontrol (mendidih) dan sedapat mungkin dihilangkan dari pengaruh luar. Penyaringan harus segera dilakukan setelah digestion selesai, karena penundaan penyaringan dapat mengakibatkan lebih rendahnya hasil analisa karena terjadi perusakan serat lebih lanjut oleh bahan kimia yang dipakai untuk bahan yang mengandung banyak protein sering mengalami kesulitan dalam penyaringan, maka sebaiknya dilakukan digesti pendahuluan dengan menggunakan enzim.
Serat kasar sangat penting dalam penilaian kualitas bahan makanan karena angka ini merupakan indeks dan menentukan nilai gizi makanan tersebut. Selain itu, kandungan serat kasar dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu proses pengolahan, misalnya proses penggilingan atau proses pemisahan antara kulit dan kotiledon, dengan demikian persentase serat dapat dipakai untuk menentukan kemurniaan bahan atau efisiensi suatu proses. Sedangkan serat makanan adalah bagian dari bahan yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan. Serat makanan adalah serat yang tetap ada dalam kolon atau usus besar setelah proses pencernaan, baik yang berbentuk serat yang larut dalam air maupun yang tidak larut dalam air.
Mutu serat dapat dilihat dari komposisi komponen serat makanan, dimana komponen serat makanan terdiri dari komponen yang larut (Solube Dietary Fiber, SDF), dan komponen yang tidak larut (Insoluble Dietary Fiber, IDF). Serat yang tidak larut dalam air ada 3 macam, yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin. Serat tersebut banyak terdapat pada sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan. Sedangkan serat yang larut dalam air adalah pectin, musilase, dan gum. Serat ini juga banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran, dan sereal. Sedangkan gum banyak terdapat pada akasia.
Ada beberapa metode analisis serat, antara lain metode crude fiber, metode deterjen, metode enzimatis yang masing-masing mempunyai keuntungan dan kekurangan. Data serat kasar yang ditentukan secara kimia tidak menunjukan sifat serat secara fisiologis, rentang kesalahan apabila menggunakan nilai serat kasar sebagai total serat makanan adalah antara 10 - 500%, kesalahan terbesar terjadi pada analisis serealia dan terkecil pada kotiledon tanaman.
Metode analisis dengan menggunakan deterjen (Acid Deterjen Fiber, ADF atau Neutral Deterjen Fiber, NDF) merupakan metode gravimetri yang hanya dapat mengukur komponen serat makanan yang tidak larut. Adapun untuk mengukur komponen serat yang larut seperti pektin dan gum, harus menggunakan metode yang lain, selama analisis tersebut komponen serat larut mengalami kehilangan akibat rusak oleh adanya penggunaan asam sulfat pekat.
Metode enzimatik yang dikembangkan oleh Asp, et al (1984) merupakan metode fraksinasi enzimatik, yaitu penggunaan enzim amilase, yang diikuti oleh penggunaan enzim pepsin pankreatik. Metode ini dapat mengukur kadar serat makanan total, serat makanan larut dan serat makanan tidak larut secara terpisah. Ternyata dari hasil penyelidikan memperlihatkan bahwa serat sangat baik untuk kesehatan ,yaitu membantu mencegah sembelit, mencegah kanker , mencegah sakit pada usus besar, membantu menurunkan kadar kolesterol, membantu mengontrol kadar gula dalam darah, mencegah wasir , membantu menurunkan berat badan dan masih banyak lagi. Serat makanan tidak dapat diserap dalam usus halus dan tidak dapat masuk dalam sirkulasi darah, serat ini akan dibawa oleh usus halus masuk kedalam usus besar dengan gerakan peristaltik usus. Kehadiran serat pada usus besar ini baik untuk membantu proses - proses yang terjadi di usus besar. Rata-rata negara didunia ini menetapkan sebanyak 30 gr kebutuhan akan serat setiap harinya.
Serat makanan didefinisikan sebagai sisa-sisa skeletal sel-sel tanaman yang tahan terhadap hidrolisa oleh enzim-enzim pencernaan manusia. Serat makanan sering juga disebut sebagai ”unavailable carbohydrate” sedangkan yang tergolong sebagai ”available carbohydrate” adalah gula, pati dan dekstrin, karena zat-zat tersebut dapat dihidrolisa dan diabsorpsi manusia, yang kemudian di dalam tubuh diubah menjadi glukosa dan akhirnya menjadi energi atau disimpan dalam bentuk lemak. Serat makanan ini terdiri dari dinding sel tanaman yang sebagian besar mengandung 3 macam polisakarida yaitu sellulosa, zat pektin dan hemisellulosa. Selain itu juga mengandung zat yang bukan karbohidrat yakni lignin (Piliang dan Djojosoebagio, 2002).
Serat makanan tidak sama pengertiannya dengan serat kasar (crude fiber). Serat kasar adalah senyawa yang biasa dianalisa di laboratorium, yaitu senyawa yang tidak dapat dihidrolisa oleh asam atau alkali. Di dalam buku Daftar Komposisi Bahan Makanan, yang dicantumkan adalah kadar serat kasar bukan kadar serat makanan. Tetapi kadar serat kasar dalam suatu makanan dapat dijadikan indeks kadar serat makanan, karena umumnya didalam serat kasar ditemukan sebanyak 0,2 - 0,5 bagian jumlah serat makanan.
Serat makanan hanya terdapat dalam bahan pangan nabati, dan kadarnya bervariasi menurut jenis bahan. Kadar serat dalam makanan dapat mengalami perubahan akibat pengolahan yang dilakukan terhadap bahan asalnya. Sebagai contoh, padi yang digiling menjadi beras putih mempunyai kadar serat yang lebih rendah daripada padi yang ditumbuk secara tradisionil. Oleh karena itu beberapa waktu yang lalu muncul dedak padi di pasaran yang dikatakan sebagai obat berbagai macam penyakit.
Serat yang berasal dari makanan sesampainya di saluran pencernaan akan mengikat asam empedu yang sampai ke sana. Sebelum menjalankan tugasnya membantu penyerapan lemak, asam empedu sudah terikat oleh serat yang kemudian bersama serat dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk kotoran. Untuk menggantikan asam empedu yang hilang tersebut, kolesterol dalam tubuh akan dirombak, sehingga makin banyak serat makin banyak asam empedu yang dibuang, berarti makin banyak kolesterol yang dikeluarkan dari tubuh, dengan demikian kadar kolesterol dalam tubuh akan menurun. Lemak dan sterol - sterol lain juga akan lebih banyak dikeluarkan dari tubuh. Sehingga serat – serat tersebut dapat mencegah terjadinya penyerapan kembali asam empedu, kolesterol dan lemak.
Serat dapat berperanan menghalangi penyerapan zat-zat gizi lain seperti lemak, karbohidrat dan protein. Sehingga apabila makanan mengandung kadar serat yang rendah maka hampir semua zat-zat gizi tersebut dapat diserap oleh tubuh. Di samping itu serat makanan dapat mempercepat rasa kenyang. Hal ini disebabkan karena orang akan mengunyah lebih lama bila dalam makanan terkandung kadar serat yang tinggi, sehingga sekresi saliva dan cairan gastrik akan lebih banyak dikeluarkan, yang kemudian kelebihannya akan masuk ke dalam lambung.
MANFAAT SERAT MAKANAN BAGI KESEHATAN KITA
Piliang dan Djojosoebagio (2002), mengemukakan bahwa yang dimaksudkan dengan serat kasar ialah sisa bahan makanan yang telah mengalami proses pemanasan dengan asam kuat dan basa kuat selama 30 menit yang dilakukan di laboratorium. Dengan proses seperti ini dapat merusak beberapa macam serat yang tidak dapat dicerna oleh manusia dan tidak dapat diketahui komposisi kimia tiap-tiap bahan yang membentuk dinding sel. Oleh karena itu serat kasar merendahkan perkiraan jumlah kandungan serat sebesar 80% untuk hemisellulosa, 50-90% untuk lignin dan 20-50% untuk sellulosa.


V.        PROSEDUR KERJA
a. Membuat NaOH 3 %
1.      Pastikan semua peralatan telah bersih dan kering.
2.      Ditimbang 3 gram NaOH dengan neraca kasar.
3.      Dilarutkan dengan aquades secara perlahan – lahan hingga semuanya larut.
4.      Dimasukkan ke dalam gelas piala 100 mL.
5.      Ditambahkan aquades hingga volume 100 mL dan dihomogenkan.
6.      Kemudian dimasukkan ke dalam botol / packing yang telah disediakan dan beri label, lalu disimpan.


b. Mengetahui Kadar Serat Kasar
  1. Ditimbang sample sebanyak 5  gram secara teliti dengan neraca analitik digital.
  2. Menimbang kertas saring sebelum digunakan.
  3. Pindahkan sample ke dalam gelas kimia 250 mL.
  4. Untuk pembebasan atau memisahkan serat dengan komponen lain, tambahkan NaOH sebanyak secukupnya, lalu aduk dan kemudian disaring dengan penggunakan kertas saring.
  5. Menuangkan larutan tersebut dengan kertas saring ke dalam Erlenmeyer 250 mL.
  6. Melakukan proses menuang dua kali dengan %NaOH tersebut, dimana untuk ketiga kalinya endapan disertakan dalam penyaringan
  7. Lalu, angkat kertas saring yang telah berisi padatan dan keringkan dengan oven.
  8. Setelah itu mendinginkannya didalam desikator dan menimbangnya.
  9. Untuk mencari kadar serat kasar, dapat digunakan rumus berikut :
% serat kasar =  X 100%



VI.               DATA PENGAMATAN
·         Berat selai awal                                   =  5 gram
·         Berat krusibel                                      =  28,13 gram
·         Berat serat serat sebelum dioven        =    1,78 gram
·         Berat krusibel + sample basah (a)       =  29,91 gram
·         Berat krusibel + sample kering (b)      =  29,33 gram
·         Berat serat setelah dioven                   = (a-b)
= (29.91 - 29.33) gram = 0.58 gram




VII.             PERHITUNGAN

VIII.           ANALISA PENGAMATAN
Pada percobaan kali ini yang beerjudul penentuan kadar serat kasar yang bertujuan untuk melakukan dan mengetahui kadar serat kadar  bahan pangan dan mengetahu apa ynag dimaksud dengan serat kasar. Bahan yang digunakan pada percobaan ini berupa  selai nanas yang dibuat pada percobaan sebelumnya sebagai sampel dan larutan NaOH 3% sebagai larutan pencuci untuk memisahkan serat kasar dengan senyawa lain dalam selai. Serat yang diperolah selanjutnya disaring pada kertas saring untuk memisahkan serat dengan NaOH, didapatlah serat dengan  warna kuning
Setelah disaring terlihat serat kasar yang melekat pada kertas saring, selanjutnya serat yang diperoleh dikeringkan dalam oven selama kurang lebih 1 jam hingga benar-benar kering pada suhu 150 dan didinginkan dalam desikator dan menimbangnya,setelah dioven warna serat kasar akan berubah menjadi kuning kecoklatan
Dari hasil percobaan didapatkan berat serat kasar dalam selai nanas sebelum dikeringkan sebesar 1,78 gram menjadi 0,58 gram dalam 5 gram selai nanas sehingga kadar serat kadar dalam 5 gram selai nanas tersebut sebannyak 11,6 %.
IX.       KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan  yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
·   Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh asam atau basa kuat
·   berat serat kasar dalam selai nanas sebelum dikeringkan sebesar 1,78 gram menjadi 0,58 gram dalam 5 gram selai nanas sehingga kadar serat kadar dalam 5 gram selai nanas tersebut sebanyak 11,6 %.

X.        DAFTAR PUSTAKA
·   Jobsheet 2013 “Petunjuk Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan” Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang
·   http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29440/4/Chapter%20II.pdf


{ 2 comments... read them below or Comment }

  1. yg punya blog otaku ya?
    keren, baru masuk langsung di sambut lagu japan..
    good lah

    ReplyDelete
  2. Penetapan Kadar Serat Kasar >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Penetapan Kadar Serat Kasar >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Penetapan Kadar Serat Kasar >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK

    ReplyDelete

- Copyright © 2013 Namikaze's art - Namikaze-art - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan - Redesign by Namikaze-art