- Home >
- Plastik Organik Ramah Lingkungan
Tuesday, 8 November 2011
Harapan besar Bernd Rieger bernama polypropylen karbonat. Dengan material plastik ini, pakar kimia di Universitas Teknik München ingin membuktikan bahwa perusak iklim CO2 dapat diintegrasikan kembali dalam siklus materi. Apakah ini adalah awal suatu revolusi dalam industri kimia?
Menurut perhitungan Lembaga Potsdam untuk Penelitian Iklim, jumlah CO2 di atmosfir hanya boleh bertambah 230 gigaton, jika kenaikan suhu global dibatasi menjadi dua derajat Celcius sampai akhir abad ini. Mencegah emisi CO2 adalah kata kunci bagi para politisi dan ilmuwan dunia. Mungkinkah gas CO2 dapat digunakan kembali tanpa melepasnya ke udara?
CO2 sudah lama digunakan sebagai bahan mentah dalam sejumlah proses industri. CO2 antara lain dimanfaatkan untuk memproduksi pupuk atau sebagai salah satu bahan untuk obat sakit kepala Aspirin. Tapi sebenarnya, molekul ini bisa digunakan dalam sejumlah proses lainnya. Profesor kimia Bernhard Rieger meyakini hal ini. Ia bertekad untuk memanfaatkan karbondioksida untuk membuat bahan dasar yang berguna.
Perusak iklim menjadi bahan mentah
Rieger ingin membuktikan manfaat molekul sederhana ini melalui bahan plastik polypropylen karbonat. Bahan ini dihasilkan dari CO2 dan dalam beberapa tahun dapat diproduksi massal oleh konsorsium kimia BASF. Reaksi kimia ini sudah dikenal sejak 40 tahun, tapi baru sekarang ada yang berhasil memanfaatkannya. Dengan katalis yang tepat, para periset di Pusat München untuk katalis CO2 berhasil mengolah molekul ini sesuai dengan kebutuhan mereka. Entah itu berbentuk zat yang tembus pandang atau tidak, fleksibel atau kaku, mampu didaur ulang oleh alam atau zat yang tidak dapat dirusak sama sekali: polypropylen karbonat separuhnya terdiri dari CO2 dan diharapkan dapat menjadi bahan mentah serba guna di sektor industri plastik.
Sektor Kimia Tanpa Minyak Bumi
Polypropylen karbonat adalah zat dalam fase uji coba. Materi plastik ini diharapkan dapat membuktikan potensi yang tersimpan dalam bahan mentah karbondioksida yang selama ini dinilai kurang praktis. Masih ada sejumlah sektor lainnya yang dapat memanfaatkan CO2, misalnya untuk menghasilkan methan yang sekarang antara lain digunakan untuk bahan bakar mobil. Tapi sampai hal ini bisa diwujudkan, para ilmuwan dunia masih harus mengatasi sejumlah rintangan. Selain itu, visi suatu kimia CO2 baru akan terwujud, jika sektor industri dan penerintah bekerja sama. Misalnya, kerja sama seperti dalam proyek Desertec. Tapi untuk itu semua pihak yang terlibat harus memiliki nafas panjang.