- Home >
- Parameter yang mempengaruhi kualitas air
Saturday, 6 October 2012
PARAMETER-PARAMETER AIR
A. PARAMETER FISIK
a. Suhu
Temperatur air akan mempengaruhi kesukaan konsumen terhadap air tersebut.
Temperatur air yang diharapkan adalah antara 10O – 15O C.
Penyimpangan terhadap ketetapan ini akan mengakibatkan:
- Air tidak disukai
oleh konsumen
- Pertumbuhan
mikroba dalam air
b. Warna
Banyak air permukaan khususnya yang berasal dari daerah rawa rawa
seringkali berwarna sehingga tidak dapat diterima oleh masyarakat baik untuk
keperluan rumah tangga maupun keperluan industri, tanpa dilakukannya pengolahan
untuk menghilangkan warna tersebut.
Bahan bahan yang menimbulkan warna tersebut dihasilkan dari kontak antara
air dengan reruntuhan organis yang mengalami dekomposisi.
c. Bau
Air yang memenuhi standar kualitas harus bebas dari bau. Biasanya bau
disebabkan oleh bahan-bahan organik yang dapat membusuk serta senyawa kimia
lainnya fenol. Air yang berbau akan dapat mengganggu estetika
d. Rasa
Biasanya rasa dan bau terjadi bersama-sama, yaitu akibat adanya dekomposisi
bahan organik dalam air. Seperti pada bau, air yang memiliki rasa juga dapat
mengganggu estetika
e. Kekeruhan
Air dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel
bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor.
Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur, bahan
bahan organik yang tersebar dan partikel-partikel kecil lain yang tersuspensi.
Standar yang ditetapkan oleh U.S Public Health Service mengenai
kekeruhan ini adalah batas maksimal 10 ppm dengan skala silikat. Menurut Clair
N Sawyer, dkk dikatakan bahwa kekeruhan pada air merupakan satu hal yang
harus dipertimbangkan dalam penyediaan air bagi masyrakat, mengingat bahwa
kekeruhan akan berpengaruh dalam segi estetika, menyulitkan dalam usaha
penyaringan, dan akan mengurangi efektifitas usaha desinfeksi.
B. PARAMETER KIMIA
a. Derajat
keasamaan (pH)
pH merupakan salah satu faktor yang sangat penting mengingat pH dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikroba di dalam air. Sebagian besar mikroba di dalam
air. Sebagian besar mikroba akan tumbuh dengan baik pada pH 6,0-8,0 pH juga
akan menyebabkan perubahan kimiawi di dalam air. Menurut standar kualitas air ,
pH 6,5-9,2. Apabila pH kecil dari 6,5 atau lebih besar dari 9,2 maka akan
menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air yang dibuat dari logam dan dapat
mengakibatkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang dapat
mengganggu kesehatan manusia
b. Total solids
Tingginya angka total solids merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan
sesuai atau tidaknya air untuk penggunaan rumah tangga. Air yang baik digunakan
untuk keperluan rumah tangga adalah dengan angka total solid di dalam air minum
adalah 500-1500 mg/l. Apabila melebihi, maka akan berakibat
- Air tidak enak
rasanya
- Rasa mual
- Terjadinay
cardiac diseases serta toxaemia pada wanita-wanita hamil
c. CO2
agresif
CO2
yang terkandung dalam air berasal dari udara dan hasil dekomposisi zat organik.
Permukaan air biasanya mengandung CO2 bebas kurang dari 10 mg/l, sedangkan pada
dasar air dapat lebih dari 10 mg/l. Menurut bentuknya CO2 dalam air dapat
dibedakan atas:
a. CO2 bebas,
yaitu CO2 yang larut dalam air
b. CO2 kesetimbangan
(equilibirium), disebut pula CO2 bikarbonat yaitu CO2
yang dalam air setimbang dengan HCO3
c. CO2 agresif
yaitu CO2 yang dapat merusak bangunan perpisahan dalam distribusi
air minum
CO2 agresif yang melewati ambang batas akan menyebabkan
terjadinya korosifitas pada pipa-pipa logam
d. Kesadahan
jumlah (total hardness)
Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion
(kation) logam valensi dua. Ion-ion ini mampu bereaksi dengan sabun membentuk
kerak air. Kation-kation penyebab utama dari kesadahan Ca++,Mg++,
Sr++,Fe++ dan Mn++. Kesadahan total
adalah kesadahan yang disebabkan oleh Ca++ dan Mg++ secara
bersama-sama. Standar kualitas menetapkan kesadahan total adalah 5-10 derajat
jerman. Apabila kesadahan kuran dari 5 derajat jerman maka air akan menjadi
lunak. Jika lebih dari 10 derajat jerman maka akan mengakibatkan
- Kurangya
efektifitas sabun
- Menyebabkan
lapisan kerak pada alat dapur
- Sayur-sayuran
menjadi keras apabia dicuci dengan air ini
e. Zat organik
Adanya zat organik di dalam air, disebabkan karena air buangan dari rumah
tangga, industri, kegiatan pertanian dan pertambangan. Zat organik di dalam air
dapat ditentukan dengan mengukur angka permangantnya (KmnO4). Di dalam
standar kualitas, ditentukan maksimal angka permangantnya 10mg/l. Penyimpangan
standar kualitas tersebut akan mengakibatkan:
- Timbulnya bau
tak sedap
- Menyebabkan
sakit perut
f. Kimia anorganik
a. Calcium (Ca)
Adanya Ca dalam air sangat dibutuhkan dalam jumlah
tertentu, yaitu untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Sedangkan bila telah
melewati ambang batas, kalsium dapat menyebabkan kesadahan, kesadahan dapat
berpengaruh secara ekonomis maupun terhadap kesehatan yaitu efek korosif dan
menurunnya efektifitas dari kerja sabun. Standar yang ditetapkan DEPKES sebesar
75-200 mg/l. Sedangkan WHO inter-regional water study group adalah sebesar
75-150 mg/l.
b. Tembaga
Ukuran batas ada atau tidaknya tembaga adalah 0,05-1,5
mg/l. Dalam jumlah kecil Cu sangat diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah, sedangkan dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan rasa yang tidak enak
di lidah, disamping dapat menyebabkan kerusakan pada hati
c. Sulfida (S2 atau H2S)
H2S sangat beracun dan berbau busuk, oleh karena itu zat ini
tidak boleh terdapat dalam air minum. Dalam jumlah besar dapat menimbulkan atau
memperbesar keasaman air sehingga menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa logam
d. Amonia
Bahan ini sangat berbau yang sangat menusuk hidung
atau baunya sangat tajam sehingga tidak boleh sama sekali dalam air minum
e. Magnesium
Efek yang ditimbulkan oleh Mg sama dengan kalsium
yaitu menyebabkan terjadinya kesadahan. Dalam jumlah kecil Mg dibutuhkan oleh
tubuh untuk pertumbuhan tulang, sedang dalam jumlah yang lebih besar dari 150
mg/l dapat meyebabkan rasa mual
f. Besi (Fe)
Besi adalah metal berwarna putih keperakan, liat dan
dapat dibentuk. Di alam didapat sebagai hematit. Di dalam air minum Fe
menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan
bakteri besi dan kekeruhan. Besi dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan
hemoglobin.
Di dalam standar kualitas ditetapkan kandungan besi di
dalam air sebanyak 0,1 -1,0 mg/l.
Jika dalam jumlah besar Fe dapat
- merusak dinding
usus.
- Rasa tidak enak
dalam air, pada konsentrasi lebih dari 2 mg/l
- Menimbulkan bau
dan warna dalam air
g. Florida
Flourida selalu ditemukan dalam bentuk senyawa.
Florida bersifat lebih toksis dan lebih iritan daripada yang organik. Keracunan
kronis dapat menyebabkan orang menjadi kurus, pertumbuhan tubuh terganggu,
gangguan pencernaan dan dehidrasi.
h. Cadmium
Dalam standar kualitas ditetapkan konsentrasi maksimal
0,01 mg/l. Apabila cadmium melebihi standar, maka Cadmium tersebut akan
terakumulasi dalam jaringan tubuh sehingga mengakibatkan penyakit ginjal,
gangguan lambung, kerapuhan tulang, mengurangi hemoglobine darah dan
pigmentasi.
i. Mangan
Tubuh manusia membutuhkan Mangan rata-rata 10 mg/l
sehari yang dapat dipenuhi dari makanan. Tetapi Mangan bersifat toxis terhadap
alat pernafasan. Standar kualitas menetapkan: kandaungan mangan di dalam air
0,05-05 mg/l.
j. Air raksa
Merupakan logam berbentuk cair dalam suhu kamar yang
bersifat toksis. Di dalam standar ditetapkan sebesar 0,001 mg/l. Jika dalam air
terdapat air raksa lebih dari standar, akan menyebabkan:
- Keracunan
sel-sel tubuh
- Kerusakan
ginjal, hati dan syaraf
- Keterbelakangan
mental dan cerebral polcy pada bayi
k. Seng
Satuan yang dipergunakan adalah mg/l dengan batas
antara 1,0 sampai 15 mg/l. Zn dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
Akan tetapi apabila jumlahnya besar dapat menimbulkan rasa pahit dan sepat pada
air minum.
l. Arsen
Arsen dapat diperbolehkan dalam air paling banyak
sebesar 0,05 mg/l. Jika dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan gangguan
pada sistem pencernaan, kanker kulit, hati dann saluran empedu
m. Phenolik
Phenol hanya boleh terdapat dalam air minum dengan kadar 0,001-0,002 mg/l
dan apabila bereaksi dengan chlor dapat menimbulkan bau yang tidak enak
n. NO3
Batas maksimum NO2 dalam air minum adalah sebesar 20mg/l. Jumlah Nitra yang
besar cenderung berubah menjadi nitrit, yang dapat bereaksi langsung dengan
hemoglobine yang dapat menghalangi perjalanan oksigen di dalam tubuh.
o. Sulfat
Kadar yang dianjurkan 200-400 mg/l, apabila jumlahnya besar dapat bereaksi
dengan ion natrium atau magnesium dalam air sehingga membentuk garam natrium
sulfat atau magnesium sulfat yang dapat menimbulkan rasa mual.
g. Kimia organik
- Aldrin dan Dieldrin, terjadi biokumulasi pada organisme air yang dimakan
manusia dan menimbulkan kanker dan mutasi
- Benzen,
menimbulkan rasa, warna atau bau tidak sedap.
- Chlordine (total isomer) merupakan insektisida. Penyakit yang ditimbulkan
hyperexytasi, konvulsi, anemia, trombochytopenia, agranulocytosis
- Heptachlor dan
Hepachlorepixide, meskipun tidak menimbulkan
keracunan akut tetapi terjadi akumulasi dalam rantai
makanan dan bersifat carcinogenic.
C. Parameter
Radioaktifitas
Radioaktivitas adalah kemampuan inti
atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi menjadi inti yang stabil. Materi
yang mengandung inti tak-stabil yang memancarkan radiasi,disebut zat
radioaktif. Besarnya radioaktivitas suatu unsur radioaktif (radionuklida)
ditentukan oleh konstanta peluruhan (l), yang menyatakan laju peluruhan tiap detik, dan
waktu paro(t½). Kedua besaran tersebut bersifat khas untuk setiap radionuklida
Apapun bentuk radioaktifitas efeknya adalah sama,
yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa
kematian, dan perubahan komposisi genetik. Perubahan genetis dapat menimbulkan
berbagai seperti kanker dan mutasi. Sinar alpha, beta dan gamma berbeda dalam
kemampuan menembus jaringan tubuh. Sinar alpha sulit menembus kulit, sedangkan
beta dapat menembus kulit dan gamma dapat menembus sangat dalam. Kerusakan yang
terjadi ditentukan oleh intensitas sinar serta frekuensi dan luasnya pemaparan.
a. Sinar alfa
Satuan untuk mengukur besarnya sinar alfa adalah
Uc/ml. Sinar ini merupakan sinar radioaktif dengan batas tertinggi adalah
sebesar 10-9 Uc/ml. Apabila terdapat sinar ini di sekitar kita maka
akan menimbulkan kontaminasi radioaktif pada lingkungan yang mengakibatkan
rusaknya sel-sel tubuh manusia di sekitarnya. Sinar ini dipancarkan oleh
uranium, radium, dan thorium.
b. Sinar beta
Sinar ini paling tinggi dalam air adalah 10-8 uc/ml.
Apabila melebihi kadar maka dapat mengakibatkan kerusakan sel-sel tubuh. Sinar
beta memiliki massa lebih kecil dari sinar alfa dan daya tembus yang lebih
besar dari sinar alfa. Jika banyak sinar beta di dalam tubuh maka akan
menyebabkan luka bakar yang parah.
D. Parameter
Mikrobiologis
Bakteri yang
paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi adalah E. coli , karena
bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus manusia, umumnya bukan patogen
penyebab penyakit sehingga pengujiannya tidak membahayakan dan relatif tahan
hidup di air sehingga dapat dianalisis keberadaannya di dalam air yang notabene
bukan merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri. Keberadaan E. coli
dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan
ditemukannya patogen pada pangan.
E. coli
adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora yang
merupakan flora normal di usus. Meskipun demikian, beberapa jenis E. coli dapat
bersifat patogen, yaitu serotipe-serotipe yang masuk dalam golongan E. coli
Enteropatogenik, E.coli Enteroinvasif, E. coli Enterotoksigenik dan E.coli
Enterohemoragik . Jadi adanya E. coli dalam air minum menunjukkan bahwa air
minum tersebut pernah terkontaminasi kotoran manusia dan mungkin dapat
mengandung patogen usus. Oleh karenanya standar air minum mensyaratkan E. coli
harus absen dalam 100 ml.
Berbagai
cara pengujian E. coli telah dikembangkan, tetapi analisis konvensional yang
masih banyak dipraktekkan adalah dengan 4 tahap analisis yang memerlukan waktu
5-7 hari. Empat tahap analisis tersebut adalah Uji Pendugaan dengan metode MPN
( most probable number ), Uji penguat pada medium selektif, Uji lengkap dengan
medium lactose broth, serta Uji Identifikasi dengan melakukan reaksi IMViC
(indol, methyl red, Vogues-Praskauer, dan citrate). Jadi untuk dapat
menyimpulkan E. coli berada pada air atau makanan diperlukan seluruh tahapan
pengujian di atas. Apabila dikehendaki untuk mengetahui serotipe dari E. coli
yang diperoleh untuk memastikan apakah E.coli tersebut patogen atau bukan maka
dapat dilakukan uji serologi. Meskipun demikian, beberapa serotipe patogen
tertentu seperti O157:H7 yang ganas tidak dapat diuji langsung dengan pengujian
4 tahap ini dan memerlukan pendekatan analisis khusus sejak awal.
Karena uji
E. coli yang kompleks, maka beberapa standar, misalnya Standar Nasional
Indonesia (SNI), mensyaratkan tidak adanya coliform dalam 100 ml air minum.
Coliform adalah kelompok bakteri Gram negatif berbentuk batang yang pada
umumnya menghasilkan gas jika ditumbuhkan dalam medium laktosa. Salah satu
anggota kelompok coliform adalah E. coli dan karena E. coli adalah bakteri
coliform yang ada pada kotoran manusia maka E. coli sering disebut sebagai
coliform fekal. Pengujian koliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan
uji E. coli , karena hanya memerlukan Uji penduga yang merupakan tahap pertama
uji E coli 4 tahap di atas. Jika terdapat coliform dalam air minum atau makanan
maka ada kemungkinan air atau makanan itu mengandung E. coli , tetapi mungkin
juga tidak mengandung E. coli karena bakteri-bakteri bukan patogen dan bukan
asal usus dari genus Enterobacter dan beberapa Klebsiella juga menghasilkan uji
koliform positif. Jika ingin diketahui apakah coliform tersebut merupakan
coliform fekal atau E. coli maka uji tersebut dapat dilanjutkan dengan uji 4
tahap di atas. Akan tetapi jika uji penduga tidak menunjukkan adanya coliform,
maka tidak perlu dilakukan uji 4 tahap di atas.
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Untuk
menentukan air itu boleh atau tidak diminum, diperlukan parameter-parameter
atau batasan-batasan agar masyarakat mengetahui berapa kadar suatu zat ada atau
tidak boleh ada pada air minum. Parameter parameter ini terdiri dari parameter
fisik, parameter kimia, parameter mikrobiologis, dan parameter radioaktif.
b. Saran
- masyarakat
hendaknya mengetahui parameter-parameter dalam air minum agar dapat
berhati-hati dalam mengkonsmsi air minum.
- pemerintah
sebaiknya melakukan pemeriksaan air minum secara berkala, terutama pada
parameter kimia, mikrobiologi, dan radioaktif
- jika ingin
hidup sehat, sebaiknya masyarakat sadar bahwa prinsip-prinsip sanitasi itu
perlu diterapkan. Misalnya, pengelolaan air bersih yang baik, memiliki jamban,
Septic tank yang memenuhi standar serta sistem IPAL (instalasi pembuangan air
limbah) yang baik