- Home >
- kimia , Teknologi Pengolahan Pangan >
- Penetapan Kadar Karbohidrat Metode Luff Schoorl
Thursday 13 June 2013
1.
Tujuan
Percobaan
Tujuan percobaan adalah
:
-
Mahasiswa dapat
melakukan analisa kadar karbohidrat dalam suatu bagan pangan
-
Mahaaiswa dapat
mengetahui kadar karbohidrat dalam bahan pangan
2.
Dasar
teori
Karbohidrat
adalah golongan senyawa-senyawa yang terdiri dari unsur-unsur karbon (C),
hidrogen (H) dan oksigen (O). Senyawa-senyawa ini dapat didefinisikan sebagai
senyawa-senyawa polihidroksialdehid atau polihidroksiketon.
Ditinjau
dari segi gizi, karbohidrat merupakan segolongan senyawa-senyawa penting karena
merupakan sumber energi yang palin ekonomis da paln tersebar luas. Bahan pangan
yang dihasilkan di dunia sebagian terbesar terdiri dari bahan pangan yang kaya
akan karbohidrat.
Metode
Luff Schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan Luff Schoorl oleh
gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa). Hidrolisis
karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereduksikan Cu2+
menjadi Cu1+.
Reaksi
yang terjadi dalam metode Luff Schoorl :
H H
Gula reduksi Luff Schoorl
I2 + 2 NaS2 → 2 NaI + Na2S4O2
Sukrosa tidak memiliki sifat-sifat mereduksi, karena itu
untuk menentukan kadar sukrosa harus dilakukan inversi terlebih dahulu menjadi
glukosa dan fruktosa.
Dalam hal ini kadar sukrosa harus diperhitungkan dengan
faktor 0,95 karena pada hidrolisis sukrosa berubah menjadi gula invert.
C12H22O11 + H2O → 2C6H12O6
Sukrosa gula
reduksi
Karohidrat terdiri dari bermacam-macam dan menurut ukuran
molekul dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
a. Monosakarida,
karbohidrat yang paling sederhana susunan molekulnya dan tidak diuraikan lagi.
Golongan ini yaitu glukosa dan fruktosa
b. Disakarida,
karbohidrat yang terdiri dari 2 molekul monosakarida. Golongan ini yaitu
sukrosa, maltosa dan laktosa
c. Polisakarida,
karbohidrat yang terdiri dari banyak molekul monosakarida. Golongan ini yaitu
patim glikogen dan selulosa
Penentuan Karbohidrat
dengan Metode Luff Schoorl
Pengukuran karbohidrat yang merupakan
gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi sebagai
berikut :
R-CHO
+ 2 Cu2+ à
R-COOH + Cu2O
2
Cu2+ + 4 I- à
Cu2I2 + I2
2
S2O32- + I2 à
S4O62- + 2 I-
Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam
larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI
berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan
tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa
yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas
untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses
titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat
zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang
bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat
zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara
jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Winarno 2007). I2 bebas
ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3
sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam
air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum,
maka penambahan amilum sebelum titik ekivalen.
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk
menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart
dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur
kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%. Pada metode Luff
Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan penentuan Cu tereduksi dengan
I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon (Anonim 2009).
Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan
yang terutama disebabkan oleh komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari
penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh
dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.
Peran biologis
Karbohidrat
·
Peran
dalam biosfer
Fotosintesis
menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung
atau tidak langsung. Organisme autotrof
seperti tumbuhan hijau, bakteri,
dan alga fotosintetik
memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir semua
organisme heterotrof,
termasuk manusia,
benar-benar bergantung pada organisme autotrof untuk mendapatkan makanan.
Pada proses fotosintesis,
karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk
mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh
fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida
3-fosfat.menurut rozison (2009) Senyawa ini merupakan bahan dasar
senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung oleh organisme autotrof, misalnya
glukosa, selulosa, dan amilum.
·
Peran sebagai bahan bakar dan nutrisi
Kentang merupakan salah satu bahan makanan
yang mengandung banyak karbohidrat.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan
dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel
tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul
tersebut pada proses respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain
itu, kerangka karbon monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk
sintesis jenis molekul organik kecil lainnya, termasuk asam
amino
dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4
Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup
tinggi, yaitu antara 70–80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya
padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi
jalar),
dan gula.
Namun demikian, daya cerna tubuh
manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya, yaitu
bervariasi antara 90%–98%. Serat menurunkan daya cerna karbohidrat
menjadi 85%.] Manusia tidak dapat mencerna
selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa mengikis
dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu
makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut
sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang
sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Selain sebagai sumber energi,
karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh,
berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur
sel dengan mengikat protein dan lemak.
·
Peran sebagai cadangan energi
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi
simpanan atau cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan
gula bagi sel ketika diperlukan. Pati merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan.
Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk
kloroplas. Dengan mensintesis
pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan
bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan
vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian glikogen pada
sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun
demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk
jangka waktu lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari
kecuali kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.
·
Peran sebagai materi pembangun
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida
struktural. Misalnya, selulosa
ialah komponen utama dinding
sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam
air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian
berkayu dari jaringan tumbuhan.[10]
Kayu terutama terbuat dari
selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya
dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun
kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga,
laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan
lain sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika
dilapisi kalsium karbonat. Kitin
juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.]
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur
gabungan karbohidrat polisakarida dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding
sel ini membentuk suatu kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi
perlindungan fisik bagi membran
sel yang lunak dan sitoplasma
di dalam sel.
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul
gabungan karbohidrat dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan maupun
glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun proteoglikan
terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas
protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat antarsel pada jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang
melicinkan sendi otot.
Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid) banyak ditemukan pada
permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein umumnya berupa oligosakarida
dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat golongan darah manusia
pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman oligosakarida pada
permukaan sel darah merah.
3.
Peralatan
dan bahan
3.1. Alat-alat yag
digunakan
-
Gelas ukur 1oo ml,
erlenmeyer 1,1
buah
-
Neraca analitik 1
buah
-
Pipet ukur 10 ml 1
buah
-
Biuret 1
buah
-
Hot plate 1
buah
-
Corong 1
buah
-
Bola karet 1
buah
3.2. Bahan-bahan yang
digunakan
-
Larutan Luff Schoorl
-
Larutan KI 20%
-
Asam sulfat 25%
-
Na tiosulfat 0,1 N
-
Indikator amilum 1%
-
Larutan HCl 3%
-
Natrium hidroksida 30%
4.
Prosedur
percobaan
4.1. Pembuatan Larutan Luff
Schoorl
Larutan 143,8 gr Na2CO3anhidrat
dalam 300 ml air suling sambil diaduk tambahkan 50 gr asam sitrat monohidrat
yang telah diaduk dengan 50 ml air suling. Tambahkan 25 gr CuSO4 .
5H2O yang dilarutkan dengan 100 ml air suling. Pindahkan larutan
tersebut ke dalam labu ukur 1 liter, tepatkan sampai tanda garis dengan air
suling dan dikocok.
4.2. Penentuan kadar gulan
dengan Metode Luff Schoorl
-
Timbang 5 gr sampel ke
dalam erlenmeyer 500 ml
-
Menambahkan 200 ml
larutan HCl 3%, didihkan selama 1 jam dengan pendingin tegak
-
Mendiginkan dan
menetralkan dengan larutan NaOH 30% dan menambahkan sedikit larutan CH3COOH
3% suasana larutan sedikit asam
-
Memindahkan larutan secara
kuantitatif ke dalam labu ukur 500 ml, encerkan dengan air suling dan tepatkan
volumenya sampai tanda garis lurus. Kocok dan saring melalui kertas saring
-
Memipet 10 ml filtrat
ke dalam erlenmeyer 500 ml, tambahkan 25 ml Larutan Luff Schoorl dan beberapa
batu didih dan 15 ml air suling
-
Panaskan campuran
tersebut dengan panas yang konstan sampai mendidih selama 10 menit kemudian
dengan cepat didinginkan di dalam wadah es
-
Setelah dingin
tambahkan perlahan-lahan 15 ml larutan KI 20% dan 25 ml H2SO4
25%
-
Titrasi secepatnya
dengan larutan Na tiosulfat 0,1 N sampai warna kuning sampai hilang, tambahkan
sedikit indikator larutan kanji 1%. Lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang
-
Buat juga percobaan
blanko dengan menggunakan 25 ml air sebagai penganti sampel
5.
Data
pengamatan
Perlakuan
|
pengamatan
|
Menambahkan
HCl pada masing-masing blanko dan sampel serta mendinginkan filtrat
Melakukan penambahan
aquadest dan Larutan Luff Schoorl
Pemanasan
blanko dan sampel sampai mendidih dan di dingikan
Penambahan
larutan KI dan larutan H2SO4
Menitrasi Na2S2O3
sampai warna kuning mnghilang
Penambahan
indikator kanji
Menitrasi
kembali dengan Na2S2O3 sampai warna biru
menghilang
|
Blanko tidak
mengalami perubahan warna tetatp bening, sampel tidak larut dan mempunyai
warna putih keruh
Blanko dans
sampel mengalamai perubahan warna menjadi biru
Blanko
berwarna biru dan sampel berubah menjadi warna merah bata
Pada saat
penambahan larutan KI, blanko menjadi warna keruh dan sampel juga berwarna
keruh, pada saat saat penambahan H2SO4 blanko dan
sampel tetap sama tetapi terjadi bergejolak
Pada blanko
warna kuning menghilang saat volume 10 ml, pada sampel saat volume 2,5 ml dan
warna keduanya putih susu
Blanko dan
sampel mengalami perubahan warna menjadi biru gelap
Pada blanko,
warna biru menghilang saat volume titran mencapai 10 ml dan pada sampel saat
volume warna kedua larutan menjadi putih susu
|
6.
Perhitungan
a. Pembuatan
larutan
-
Larutan KI 20% sebanyak
100 ml
gr = m x BM x gr
= 1 mol/l x 166
gr/mol x 0,10 l
= 16,6 gr
Larutan KI 20% =
X 100
ml
= 20
ml ( lalu diencerkan sampai 100 ml )
-
Larutan H2SO4
25% sebanyak 100 ml
V1 . % = V2 . %
100 ml . 25 % = V2
. 98%
V2 =
= 25,51
ml ( lalu diencerkan sampai 100 ml )
-
Larutan Na2SO3
0,1 N dalam 100 ml
gr = N . BE
. V
= 0,1 N .
248,21 gr/mol . 0,1 l
= 2,4821 gr
-
Larutan HCl 3% dalam
500 ml
V1 . % = V2 . %
500 ml . 3 % = V2
. 37%
V2 =
= 40,54
ml
-
Larutan NaOH 30% dalam
100 ml
gr = m .
V . BM
= 1 mol/l . 0,10
l .40 gr/mol
= 4 gr
NaOH 30% =
x
100 = 30 ml ( diencerkan sampai 100 ml )
Jumlah titrasi sampel
dengan Na2S2O3 : 9 ml
Jumlah titrasi blanko
dengan Na2S2O3
: 20 ml
Selisih titrasi :
jumlah ml Na2S2O3 yang setara dengan
gula reduksi
20 ml – 9 ml : 11 ml
-
Menghitung mg gula dari
tabel :
Mg : (ml blanko – ml sampel) x
: (20 ml – 9 ml) x
: 11 ml = 11 mg
ml Na2S2O3 dipakai untuk menentukan mg gula dalam
tabel Luff Schoorl
kadar karbohidrat :
:
:
0,208 %
7.
Analisa
pengamatan
Melakukan analisa kadar karbohidrat pada
sampel yang berupa tepung terigu. Seperti yang telah diketahui, karbohidrat
berperan penting dalam kehidupan sehari-hari bagi manusia. Karhodidrat
merupakan segolongan senyawa-senyawa pwnting yang merupakan sumber energi yang
paling tersebar luas. Pealtikum ini menggunakan metode Luff Schoorl sebagai uji
kimia kualitatif yang bertujuan menguji adanya gugus Aldehid. Komponen utama
reagen Luff Schoorl adalah CuO. Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida
yang dapat mereaksikan atau merduksikan Cu2+ menjadi Cu+.
Blanko dan sampel dipanaskan menggunakan
kondensor selama 1 jam, blanko dan sampel ditambahkan HCl. Blanko berfungsi
untuk melihat perbedaan wujud pada blanko dans sampel. Proses titrasi titran Na2S2O3
dan indikator kanji. Larutan standar Na2S2O3 digunakan
untuk membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut di dalam air karena pada
prinsipnya metode Luff Schorl ini adalah analisa iodimetri yang I2 yang
akan bebas akan dijadikan sebagai dasar penetapan kadar. Digunakan indikator
amilum pada saat titrasi sebelum titik ekivalen.
Didapatkan hasil kadar karbohidrat dari
perhitungan, dimana kadar karbohidrat yang didapat sebesar 0,3068%.
8.
Kesimpulan
Didapatkan beberapa
kesimpulan, yaitu :
-
Metode Luff Schoorl
adalah analisa kualitatif karhohidrat dalam suatu bahan pangan.
-
Kadar karhohidrat yang
didapatkan sebesar 0,3068%.
Daftar
pustaka
Jobheet.penuntun
praktikum teknologi pengolahan pangan.2013.POLSRI
thanks ;)
ReplyDeletesyukron
ReplyDeletesyukron
ReplyDeletesyukron
ReplyDeletemkasih.. sngat mmbantu .. :)
ReplyDeletecopas ya, terimakasih sangaat membantu :)
ReplyDeleteSuwun, membantu sekali
ReplyDeletehatur nuhun kanda bisa jadi mangpaat pikeun sakabéh urang
DeleteSalam ti padawali
Hatur nuhun
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAda teka teki ku sodara, setelah teka apa bede?
ReplyDeleteMemang tawwa bagus sekali, saking bagusna itu menangiska karena ndk mengerti
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteSpero che ciò che viene consegnato possa essere utile nella vita quotidiana
ReplyDeleteTi amo
Penetapan Kadar Karbohidrat Metode Luff Schoorl >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Penetapan Kadar Karbohidrat Metode Luff Schoorl >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Penetapan Kadar Karbohidrat Metode Luff Schoorl >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK