Popular Post

My Playlist

Lihat postingan

Total Pageviews

Tuesday 6 December 2011

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Salah satu kekayaan alam yang dimiliki oleh negara Indonesia adalah sumber air panas. Sumber air panas ini hampir menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan banyaknya gunung api yang ada di Indonesia. Diantaranya di Propinsi Sumatera Barat, yaitu di Solok, Cagar Alam Panti Pasaman, desa Aia Angek Maninjau, dan Aia Angek Padang Panjang.

Salah satu sumber air panas terdapat di desa Aia Angek Maninjau Kab. Agam Sumatera Barat. Pada umumnya masyarakat memanfaatkan sumber air panas untuk rekreasi dan tempat pemandian. Namun, di desa Aia Angek Maninjau pemanfaatan air panas belum optimal. Sumber air panas yang mereka miliki tidak dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi. Hal ini disebabkan karena kondisi tempat sumber air panas tersebut sempit sehingga tidak memungkinkan untuk dijadikan tempat rekreasi. Selain itu, lingkungan di sekitar tempat pemandian air panas tersebut kurang menarik wisatawan untuk berkunjung ke sana. Permasalahan lain yaitu masih kurangnya sarana dan prasarana. Ini disebabkan kurangnya biaya untuk merenovasi tempat itu. Sementara pemilik tempat pemandian tersebut menginginkan bantuan dari pemerintah setempat. Sehingga pemanfaatan sumber air panas hanya sebatas tempat pemandian saja.. Padahal sumber air panas di Maninjau berpotensi untuk dijadikan sebagai alternatif pengobatan penyakit kulit.

Adapun manfaat yang diperoleh setekah mandi di pemandian air panas tersebut adalah dapat mengobati rematik, gatal-gatal, kelelahan, dan sebagainya. Hal ini didukung oleh pernyataan bapak Syukri (74 tahun) yang menyatakan bahwa air panas dapat dijadikan sebagai obat dan berkhasiat untuk mengobati rematik dan gatal-gatal. Ini disebabkan karena pada air panas terdapat mineral yang tinggi seperti kalsium, litium, radium dan sulfur. Sulfur mempunyai banyak kegunaan, diantaranya dapat membunuh kuman dan bakteri tertentu pada kulit, misalnya untuk mengobati gatal-gatal, panu dan kurap.

Pemanfaatan sulfur bisa dilakukan salah satunya dengan membuat sejenis balsem, dengan cara mengekstraksi sulfur untuk dijadikan bahan utama balsem. Masyarakat di desa Maninjau belum mampu untuk memanfaatkan sulfur yang terdapat pada sumber air panas untuk bisa dijadikan sejenis balsem. Hal ini tidak tertutup kemungkinan untuk daerah lain yang memiliki potensi sumber daya air panas untuk memanfaatkan sulfur menjadi balsem.

Berdasarkan fenomena dan permasalahan diatas, penulis mencoba memberikan ide kreatif dan inovatif untuk dapat mengoptimalkan potensi sulfur yang terdapat pada sumber air panas. Oleh karena itu penulis memberikan sumbangan ide dengan memberi judul karya tulis ini dengan “Pengoptimalan Sumber Air Panas menjadi Balsem Sulfur (BALFUR)”

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini :

Mengetahui perbandingan komposisi bahan yang digunakan untuk menghasilkan balfur yang bentuk dan aroma yang sesuai.
Mengetahui kandungan yang terdapat dalam balfur.
Mengetahui pengaruh penggunaan balfur terhadap kulit manusia.

C. Manfaat Penulisan

Ada beberapa manfaat yang didapat dari penulisan makalah ini :

Sebagai bahan referensi bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pemanfaatan sulfur.
Sebagai pemberian masukan bagi masyarakat untuk lebih memanfaatkan sulfur sebagai balsem.
Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk lebih mengoptimalkan pemakaian sulfur di dalam kehidupan masyarakat.

BAB II

GAGASAN

Mata air panas atau sumber air panas adalah mata air yang dihasilkan akibat keluarnya air tanah dari kerak bumi setelah dipanaskan secara geothermal. Air yang keluar suhunya di atas 370 C (suhu tubuh manusia), namun sebagian mata air panas mengeluarkan air bersuhu hingga di atas titik didihnya.

Air panas lebih dapat mengencerkan padatan mineral, sehingga air dari mata air panas mengandung kadar mineral tinggi, seperti kalsium, litium, radium dan sulfur. Mandi berendam di air panas bermineral dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Air yang keluarkan dari mata air panas dipanaskan oleh geothermal (panas bumi). Semakin dalam letak batu-batuan di dalam perut bumi, semakin meningkat pula temperatur batu-batuan tersebut. Peningkatan temperatur batuan berbanding dengan kedalaman yang disebut dengan gradien geothermal. Air merembes ke dalam kerak bumi, dan dipanaskan oleh permukaan batu yang panas. Air yang sudah dipanaskan keluar di mata air panas yang lokasinya jauh dari gunung berapi.

Di kawasan gunung berapi, air dipanaskan oleh magma hingga menjadi sangat panas. Air menjadi terlalu panas hingga membentuk tekanan uap, dan menyembur ke permukaan bumi sebagai geyser. Bila air hanya mencapai permukaan bumi dalam bentuk uap, maka disebut fumarol. Bila air tercampur dengan lumpur dan tanah liat, maka disebut kubangan lumpur panas.

(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Mata_air_panas )

Air panas yang keluar dari mata air alami konon berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit karena mengandung belerang, terutama penyakit kulit. Belerang atau sulfur ini muncul dari dalam perut bumi karena “aktivitas” magma yang mendorong air dari sumber mata air keluar ke permukaan bumi dengan membawa belerang. Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang dalam bentuk aslinya adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat. Belerang adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Mata_air_panas )

Namun tidak semua sumber air panas mengeluarkan belerang karena ada juga yang mengandung yodium atau mineral lainnya. Air yang mengandung belerang biasanya terlihat agak kekuning-kuningan. Sedangkan yang mengandung yodium berwarna kemerah-merahan. Belerang memang dapat membunuh kuman atau bakteri tertentu yang menyerang kulit. Akan tetapi tak semua penyakit kulit bisa disembuhkan hanya dengan berendam di pemandian air panas. hanya penyakit kulit yang tergolong ringan saja yang bisa diatasi.

Dalam beberapa bulan sekali, mandi air panas belerang dapat membantu meningkatkan kondisi kesehatan. Airnya yang bersuhu konstan sekitar 45° C menyebabkan pori-pori lebih terbuka, sehingga kulit mampu menyerap berbagai mineral penting lain. Selanjutnya, berendam di pemandian air panas belerang akan menyebabkan pembuluh darah melebar, meningkatkan sirkulasi darah sekaligus oksigenisasi jaringan. Manfaatnya adalah mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri sekaligus menenangkan pikiran. Efek hidrostatik dan hidrodinamik yang ditimbulkan juga dapat membantu menopang berat badan saat latihan berjalan. Sehingga mekanisme berendam di sumber air panas ini berkhasiat menyembuhkan pegal, rematik, kelumpuhan.

Namun mandi air belerang terlalu sering kurang baik, selain penyakitnya belum tentu sembuh, kulit pun akan rusak sebab tingkat keasaman air belerang cukup tinggi, sekitar 2-3 hingga dapat menyebabkan kulit kering. Sedangkan air yang ideal untuk digunakan berendam atau mandi sebaiknya memiliki pH netral 7. .

Untuk itu perlu pemanfaatan sulfur dalam bentuk esktrak belerang. Ekstrak belerang ini diproses melalui penguapan hingga terbentuk kerak atau endapan seperti halnya pembuatan garam dari air laut. Di beberapa lokasi pariwisata pemandian air panas, belerang yang berbentuk kerak tersebut umumnya dijual oleh masyarakat sekitar. Kerak inilah yang dapat digunakan sendiri di rumah. Dengan cara dimasukkan ke dalam ember atau bak mandi lalu dicampur air.

Tetapi cara seperti ini kurang efektif untuk dijadikan pengobatan karena selain repot dan hasil yang diinginkan kurang maksimal. Untuk itu salah satu solusinya adalah dengan pembuatan balsam sulfur (balfur).

(Sumber : http://www.tabloidnakita.com/ )

Balfur (balsem sulfur) merupakan balsem yang berbahan dasar sulfur. Kandungan sulfur dalam balsem ini bermanfaat sebagai obat antiseptik yang berguna untuk membunuh jamur.

Langkah-langkah pembuatan balfur ini adalah ssebagai berikut :

1. Alat dan bahan

Alat yang digunakan meliputi peralatan yang terdiri dari neraca teknis, gelas ukur, gelas kimia, batang pengaduk, dan wadah tempat balsem. Bahan yang digunakan adalah vaslin, lilin, minyak permint, minyak gandapura, minyak cengkeh, menthol, kanfer, dan sulfur.

Prosedur pembuatan

Langkah – langkah yang dilakukan dalam pembuatan balfur ini adalah :

Proses penentuan perbandingan komposisi balfur yang sesuai.

a. Pemisahan belerang dari sumber air panas

Metode yang digunakan adalah metode rekristalisasi yaitu metode pemisahan campuran berdasarkan kelarutannya dalam air.

Caranya :

Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
Air yang berasal dari sumber air panas, dipanaskan sampai mencapai titik jenuhnya, kemudian pemanasan dihentikan.
Kemudian kristal yang terbentuk disaring dengan kertas saring.

b.Pembuatan balfur (balsem sulfur)

Caranya :

Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
Menimbang dan menakar zat yang digunakan sesuai dengan perbandingan yang diinginkan.
Vaslin kuning atau putih dan lilin dimasukkan ke dalam gelas kimia, dipanaskan sampai mencari.
Memasukkan minyak permint, minyak gandapura, sulfur, dan minyak cengkeh ke dalam cairan di atas (nomor 3).
Setelah di campur dengan sempurna, masukkan menthol kristal dan kanfer.
Mencampurkan semua bahan sampai sempurna, kemudian masukkan ke dalam wadah penyimpanan balsem.
Dalam waktu kurang lebih 15 balsem akan membeku.
Balsem siap digunakan.

Untuk mendapatkan perbandingan komposisi balfur yang bagus, usaha yang dapat dilakukan adalah memvariasikan perbandingan bahan yang digunakan sebagai berikut :
NO Komposisi Perlakuan
I II III
1 Vaslin 100 g 100 g 100 g
2 Lilin 10 g 10 g 10 g
3 Minyak permint 10 mL 10 mL 10 mL
4 Minyak gandapura 10 mL 10 mL 10 mL
5 Minyak cengkeh 10 mL 10 mL 10 mL
6 Menthol 10 g 10 g 10 g
7 Kanfer 5 g 5 g 5 g
8 Sulfur - 0,02 g 0,04 g

B. Kandungan yang Terdapat Di Dalam Balfur

Seperti halnya balsem biasa, kandungan balfur juga merupakan campuran dari berbagai macam senyawa kimia. Contohnya : vaslin, lilin, minyak permint, minyak gandapura, minyak cengkeh, menthol, kanfer, dan sulfur.

Adapun fungsi dari masing-masing komponen ini adlah sebagai berikut :

Vaslin berfungsi untuk melengketkan balsem pada kulit.
Lilin berfungsi untuk mengeraskan balsem.
Minyak permint berfungsi sebagai pemberi rasa mint.
Minyak gandapura diperoleh dengan cara penyulingan uap dari daun bcutherina pracumben yang mengandung metal salisilat berfungsi untuk pemberi rasa panas.
Minyak cengkeh berfungsi sebagai pemberi aroma pada balsem.
Menthol suatu senyawa yang terdadpat pada minyak atsari spesies menthol secara khusus berfungsi sebagai pemberi rasa dingin dan segar.
Kanfer berfungsi sebagai ekspektoran.
Sulfur berfungsi sebagai antiseptic yang dapat membunuh jamur. Sebaiknya digunakan 2-4 %.

C. Pengaruh penggunaan balfur terhadap kulit manusia.

Untuk melihat pengaruh balfur terhadap kulit manusia dapat dilakukan dengan cara melakukan pengujian terhadap kulit manusia itu sendiri. Pengujian dilakukan dengan dua variable bebasnya, dimana satu balsem biasa (tanpa sulfur) dan yang lainnya dengan menggunakan balfur. Dari pemberian dua jenis balsem yang berbeda, kita dapat melihat perbandingan pengaruh balsem biasa dengan balfur terhadap penyakit panu.

Selain berkhasiat untuk mengobati penyakit panu, pemakaian balfur juga memiliki efek samping yaitu menyebabkan kulit mudah kering. Untuk mengatasi hal ini hindari pemakaian yang berlebihan.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

Perbandingan komposisi bahan yang digunakan sehingga menghasilkan balfur dengan bentuk dan aroma yang sesuai adalah vaslin 100 g, lilin 10 g, minyak permint, minyak gandapura, dan cengkeh masing-masing 10 mL, menthol 10 g, kanfer 5 g, dan sulfur 2-4 %.
Kandungan yang terdapat dalam balfur yaitu vaslin, lilin, minyak gandapura, minyak permint, minyak cengkeh, menthol, kanfer, dan sulfur.
Pengaruh penggunaan balfur terhadap kulit manusia dapat dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap kulit manusia itu sendiri.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini ada beberapa hal yang perlu disarankan yaitu bagi penulis sendiri dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang pemanfaatan sulfur. Selain itu, menjadi bahan masukan bagi masyarakat untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan sulfur yang terdapat pada sumber air panas di Maninjau. Terakhir bagi pemerintah agar mempertimbangkan pemanfaatan sulfur dalam sumber air panas untuk mengurangi penyakit panu.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Kimia Terapan. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Terapan. Padang : UNP.

Cotton, F Albert. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Pres.

http://cakmoki86.wordpress.com/category/kesehatan/ Diakses 26 Desember 2008

http://id.wikipedia.org/wiki/Mata_air_panas. Diakses: 23 Desember 2008

http://www.tabloid-nakita.com/artikel2.php3?edisi=07319&rubrik=klinikibu

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Namikaze's art - Namikaze-art - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan - Redesign by Namikaze-art