Popular Post

My Playlist

Lihat postingan

Total Pageviews

Sunday 1 January 2012


ANALISA CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)
Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi atau menguraikan senyawa/materi organik (secara kimia) yang ada dalam 1L sampel air, di mana pengoksidasi K2Cr2O7 (kalium dikromat sebagai oksidator yang umum dipakai) digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent). Parameter COD menunjukkan jumlah senyawa organik dalam air yang dapat dioksidasi secara kimia ataupun melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air.
Analisa COD berbeda dengan analisa BOD namun perbandingan antara angka COD dengan angka BOD dapat ditetapkan. Perbandingan rata-rata angka BOD5/COD untuk beberapa jenis air :
 Air buangan domestik (penduduk) : 0,4-0,6
 Air buangan domestik setelah pengendapan primer : 0,6
 Air buangan domestik setelah pengolahan secara biologis : 0,2
 Air sungai : 0,1
Angka perbandingan yang lebih rendah dari yang seharusnya, misalnya untuk air buangan penduduk (domestik) < style=""> Tidak semua zat-zat organis dalam air buangan maupun air permukaan dapat dioksidasikan melalui tes COD atau BOD. Zat organis yang biodegradable (dapat dicerna/diuraikan), misalnya protein dan gula dapat dioksidasikan melalui tes COD dan BOD. Selulosa hanya dapat dioksidasikan melalui tes COD. N organis yang biodegradable, misalnya protein dapat dioksidasikan melalui tes COD dan BOD. N organis yang non-biodegradable, misalnya NO2-, Fe2+, S2-, Mn3+ hanya dapat dioksidasikan melalui tes COD. NH4 bebas (nitrifikasi) hanya dapat dioksidasikan melalui tes BOD mulai setelah 4 hari, dan dapat dicegah dengan pembubuhan inhibitor. Hidrokarbon aromatik dan rantai hanya dapat dioksidasikan melalui tes COD saja karena adanya katalisator Ag2SO4.
Theoretical Oxygen Demand (ThOD) atau kebutuhan oksigen teoretis adalah kebutuhan oksigen untuk mengoksidasikan zat organis dalam air yang dihitung secara teoretis. Jumlah oksigen tersebut dapat dihitung bila komposisi zat organis terlarut telah diketahui dan dianggap semua C, H, dan N habis teroksidasi menjadi CO2, H2O, dan NO3-. Untuk masing-masing jenis air (air sungai, air buangan penduduk, air limbah industri) terdapat perbandingan angka ThOD, COD, dan BOD tertentu.
Cara Analisa / Metode Analisis COD dan BOD pada Limbah Cair
COD (Chemical Oxygen Demand)
COD atau kebutuhan oksigen kimia (KOK) adalah jumlah oksigen
(mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada
dalam satu liter sampel air, dimana pengoksidanya adalah K2Cr2O7 atau
KMnO4. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat
organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologis
dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air. Sebagian besar zat organik melalui tes COD ini dioksidasi oleh
K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih optimum,

Perak sulfat (Ag2SO4) ditambahkan sebagai katalisator untuk
mempercepat reaksi. Sedangkan merkuri sulfat ditambahkan untuk
menghilangkan gangguan klorida yang pada umumnya ada di dalam air
buangan.

Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organik habis teroksidasi
maka zat pengoksidasi K2Cr2O7 masih harus tersisa sesudah direfluks.
K2Cr2O7 yang tersisa menentukan berapa besar oksigen yang telah terpakai.
Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro ammonium
sulfat (FAS). Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut.



Indikator ferroin digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu
disaat warna hijau biru larutan berubah menjadi coklat merah. Sisa K2Cr2O7
dalam larutan blanko adalah K2Cr2O7 awal, karena diharapkan blanko tidak
mengandung zat organik yang dioksidasi oleh K2Cr2O7.

BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Biochemical Oxygen Demand menunjukkan jumlah oksigen dalam
satuan ppm yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan
bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air.
Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran
akibat air buangan penduduk atau industri. Penguraian zat organik adalah
peristiwa alamiah, apabila suatu badan air dicemari oleh zat oragnik, bakteri
dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses oksidasi
tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air dan dapat
menimbulkan bau busuk pada air tersebut. Beberapa zat organik maupun
anorganik dapat bersifat racun misalnya sianida, tembaga, dan sebagainya,
sehingga harus dikurangi sampai batas yang diinginkan.

Berkurangnya oksigen selama biooksidasi ini sebenarnya selain
digunakan untuk oksidasi bahan organik, juga digunakan dalam proses
sintesa sel serta oksidasi sel dari mikroorganisme. Oleh karena itu uji BOD
ini tidak dapat digunakan untuk mengukur jumlah bahan-bahan organik yang
sebenarnya terdapat di dalam air, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah
konsumsi oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi bahan organik
tersebut. Semakin banyak oksigen yang dikonsumsi, maka semakin banyak
pula kandungan bahan-bahan organik di dalamnya.

Oksigen yang dikonsumsi dalam uji BOD ini dapat diketahui dengan
menginkubasikan contoh air pada suhu 20 0C selama lima hari. Untuk
memecahkan bahan-bahan organik tersebut secara sempurna pada suhu 20 0C
sebenarnya dibutuhkan waktu lebih dari 20 hari, tetapi untuk prasktisnya
diambil waktu lima hari sebagai standar. Inkubasi selama lima hari tersebut
hanya dapat mengukur kira-kira 68 persen dari total BOD (Sasongko, 1990).

Terdapat pembatasan BOD yang penting sebagai petunjuk dari
pencemaran organik. Apabila ion logam yang beracun terdapat dalam sampel
maka aktivitas bakteri akan terhambat sehingga nilai BOD menjadi lebih
rendah dari yang semestinya (Mahida, 1981). Pada Tabel di bawah. dapat dilihat
waktu yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik di dalam air.

Pengujian BOD menggunakan metode Winkler-Alkali iodida azida,
adalah penetapan BOD yang dilakukan dengan cara mengukur berkurangnya
kadar oksigen terlarut dalam sampel yang disimpan dalam botol tertutup
rapat, diinkubasi selama 5 hari pada temperatur kamar, dalam metode Winkler digunakan larutan pengencer MgSO4, FeCl3, CaCl2 dan buffer fosfat.
Kemudian dilanjutkan dengan metode Alkali iodida azida yaitu dengan cara
titrasi, dalam penetapan kadar oksigen terlarut digunakan pereaksi MnSO4,
H2SO4, dan alkali iodida azida. Sampel dititrasi dengan natrium thiosulfat
memakai indikator amilum (Alaerts dan Santika, 1984).

Kesadahan Air (Analisa Air)

Kesadahan adalah daya ( kemampuan ) air untuk mengendapkan sabun. Sabun diendapkan terutama oleh Ca2+ dan Mg3+ yang ada dalam air, serta diendapkan oleh logam polivalen seperti Al3+, Fe3+, Sr2+, dan Zn2+, Mn2+ juga oleh ion hidrogen. Tetapi karena ion selain Ca dan Mg kadarnya sangat sedikit di air alam maka kesadahan hanya ditentukan oleh Ca dan Mg. Tetapi bila ion-ion logam yang menimbulkan kesadahan berjumlah cukup besar, harus dimasukan dalam perhitungan.
>>>> Kesadahan ada dua macam
1. Kesadahan sementara, ion Ca dan Mg berada sebagai HCO3-
Kesadahan ini dapat dihilangkan dengan pemanasan
2. Kesadahan tetap, ion Ca dan Mg berada sebagai CO3=
Kesadahan ini tidak dapat dihilangkan dengan pemanasan, hanya dapat dilunakkan.

KESADAHAN JUMLAH
PRINSIP
Etilen Diamin Tetra Acetid Acid (EDTA) dan garamnya membentuk senyawa komplek yang larut bila bereaksi dengan kation logam. Bila indikator Erichrom Black T (EBT) ditambahkan kepada suatu larutan yang mengandung ion Ca dan Mg pad pH 10 0,1 larutan akan menjadi merah anggur. Bila kemudian dititrasi dengan EDTA, ion Ca dan Mg akan terikat sebagai komplek. Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA, larutan yang berwarna merah anggur akan berubah menjadi biru :
Rumus EDTA




Titrasi harus dilakukan kurang dari 5 menit untuk mengurangi kemungkinan terjadinya endapan CaCO3. Suhu titrasi paling baik pada suhu kamar, karena pada suhu rendah perubahan warna agak lambat dan pada suhu tinggi akan terjadi kerusakan indikator.

REAKSI :



ANALISIS AIR

1.Sumber Air
Sumber air yg dpt dimanfaatkan bagi kehidupan manusia dpt dibedakan mjd 3 golongan :
a. Air Angkasa
Mrpkn air yang berasal dr. Atmosfir yaitu hujan, embun, salju. Umumnya kualitas cukup baik, tetapi air angkasa tsb. Dpt mengakibatkan kerusakan pd logam yaitu timbulnya karat. Karena cenderung asam dengan kandungan nitrat, Sulfat, dan karbonat yang tinggi.
b. Air Permukaan
Mrpkn air yg berada dipermukaan, umumnya sumber air permukaan mrpkan air yg kurang baik utk langsung dikonsumsioleh manusiam krn ituperlu ada pengolahan. Misal : PDAM
c. Air Tanah
Mrpkan air yang sebagian terbentuk dari air hujan yg jatuh dipermukaan bumi dan sebagian meresap kedlm tanah.
Sebagai sumber air, tdpt dlm berbagai bentuk yaitu : mata air dan sumur (sumur gali dan bor). Air tanah memiliki kelebihan yaitu :...

Ketiga sumber air tersebut tdk berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dlm suatu siklus yang disebut daur Hidrologi. Siklus air diartikan sbg pergerakan yg dialami oleh air yang terdiri dari berbagai peristiwa :
- Evaporasi (penguapan air)
- Kondensasi (Pembentukan awan)
- Presipitasi (jatuhnya air ke bumi)
- Aliran air pd permukaan bumi dan didlm tanah.
Jadi siklus hidrologi adalah akibat panas, awan mendung, daya berat, air hujan jatuh ke bumi, air dimanfaatkan.

2. Istilah dalam kimia air
- Air baku yaitu air dari badan air yg diolah menjadi air minum dgn cara koagulasi, pengendapan, penyaringan dan penyucihamaan.
- Badan air yaitu tempat dan wadah diatas permukaan daratan yg berisi dan menghasilkan air yaitu rawa, danau, sungai, waduk.
- Baku mutu air yaitu batas kadar zat atau bahan pencemar yg terdpt dlm air utk tetap berfungsi sesuai dgn golongan peruntukannnya.
- Air minum yaitu air yang tidak melalui proses pengolahan air yang bisa langsung dikonsumsi. Digunakan tanpa melalui proses pengolahan dgn memenuhi syarat fisika. Kimia, radioaktif dan mikrobiologi.
- Air bersih yaitu air yang harus melalui pengolahan untuk dapat dikonsumsi.
Sesuai PP No.20 tahun 1990 sesaui dgn peruntukannya air dapat digolongkan mjd :
Golongan A yaitu air yang dpt digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa melalui pengolahan.
Golongan B yaitu air yang bisa digunakan sbg bahan baku air minum
Golongan C yaitu air yang diperuntukkan untuk keperluan industri dan peternakan
Golongan D yaitu air yang diperuntukkan untuk pertanian dan PLTA.
Penentuan standart kualitas air minum berdasarkan pertimbangan :
1. Bahan-bahan beracun yg bila kadarnya dlm air melebihi batas akan membahayakan kesehatan misalnya : Timbal, Selenium, Arsen, Kromium, Sianida, Kadmium dan Air raksa.
2. Bahan-bahan kimia spesifik yg dpt mempengaruhi kesehatan jika kadarnya dlm air melebihi batas akan merugikan kesehatan misalnya : Fluorida, Nitrat.
3. Bahan kimia / sifat fisik yg mempengaruhi air minum yaitu : Mn, Pb, Zn, Ca, Mg, SO4, Cl dan Fenol.
4. Bahan kimia yg mrpkn petunjuk adanya pencemaran yaitu Zat organik, BOD, COD, NO2, fosfat.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Namikaze's art - Namikaze-art - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan - Redesign by Namikaze-art