- Home >
- Instrumentasi dan Teknik Pengukuran >
- KONDUKTOMETRI 2
Thursday, 5 January 2012
1.TUJUAN PERCOBAAN
• Menentukan daya hantar listrik suatu larutan
• Menentukan ekivalen titrasi
2. ALAT YANG DIGUNAKAN
• Konduktometer 660
• Elektroda emmension cell dengan konstanta cell o,78
• Magnetik stirrer
• Gelas kimia 250ml, 100ml
• Pipet ukur 10ml
• Labu ukur 100ml, 250ml
3. BAHAN YANG DIGUNAKAN
• KCl
• Larutan NaOH 0,1 N
• Larutan HCL 0,1 N
• Larutan CH3COOH 0,1 N
4. DASAR TEORI
Pengukuran konduktivitas dapat juga digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi. Titrasi konduktometri dapat dilakukan dengan dua cara dan tergantung pada frekuensi arus yang digunakan. Jika arus frekuensinya bertambah besar, maka kapasitas dan induktif akan semakin besar.
Konduktometri merupakan salah satu metode analisis yang berdasarkan daya hantar larutan. Daya hantar ini bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan. Menurut hokum ohm arus (I) berbanding lurus dengan potensial listrik (E) yang digunakan, tetapi berbanding terbalik dengan tahanan listrik (R).
I = E / R
G = I / R
Daya hantar (G) merupakan kebalikan dari tahan yang mempunyai satuan ohm atau Siemens (S), bila arus listrik dialirkan ke suatu larutan melalui luas bidang elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I), maka:
G = I / R = k x A / I
Dimana: A / I = tetapan sel
K = daya hantar arus (konduktivitas) dengan satuan SI ohm cm-1 atau s cm-1
Titrasi yang dapat dilakukan adalah:
- Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus rendah (maksimum 300 Hz)
- Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus tinggi yang disebut titrasi frekuensi tinggi
Titrasi konduktometri frekuensi arus rendah
Penambahan suatu elektrolit lain pada keadaan yang tidak ada perubahan volum yang begitu besar akan mempengaruhi konduktivitas larutan karena akan terjadi reaksi ionik atau tidak. Jika terjadi reaksi ionik akan terjadi perubahan konduktivitas yang cukup besar sehingga dapat diamati reaksi yang terjadi, seperti pada titrasi asam kuat dan basa kuat. Pada titrasi ini terjadi penurunan konduktivitas karena terjadinya penggantian ion yang mempunyai konduktivitas rendah.
Pada titrasi penetralan, pengendapan, penentuan titik akhir titrasi ditentukan berdasarkan konduktivitas dari reaksi kimia yang terjadi. Hantaran diukur pada setiap penambahan sejumlah pereaksi pengukuran titik akhir titrasi berdasarkan dua alur garis yang saling berpotongan. Titik potong ini disebut titik ekivalen.
Secara praktek, konsentrasi penitran 20-100 kali lebih pekat dari larutan yang dititrasi, kelebihan dari titrasi ini, baik untuk asam yang sangat lemah yang secara potensiometri tidak dapat dilakukan dengan cara koduktometri dapat dilakukan, selain itu secara konduktometri contoh suhu tidak perlu dilakukan.
Titrasi konduktometri frekuensi arus tinggi
Titrasi ini sesuai untuk sel yang terdiri atas sistem reaksi yang dibuat bagian atau dipasang sirkuit osilator berionisasi pada frekuensi beberapa MHz. Keuntungan cara ini antara lain elektroda ditempatkan diluar sel dan tidak langsung kontak dengan zat lain, sedangkan kerugiannya respon tidak spesifik karena tidak bergantung pada hantaran dan tetapan dielektrik dari sistem, selain itu tidak dipengaruhi oleh sifat kimia dari komponen-komponen system.
5. PROSEDUR KERJA
Kalibrasi konduktometer
- Memasang sel konduktometer pada socket “ cond cell ” dengan socket berwarna hitam
- Memasang resistance thermometer pt-100 pada socket warna merah
- Menghidupkan alat konduktometer
- Mengecek harga konstanta cell pada elektroda emmension cell, memasukkan harga 1,00 pada “cell const” dan tekan tombol x1
- Memasukkan harga temperature pada “ temp “ dengan menekan tombol “ temp “ dapat dilihat dari tabel, jika tidak ada dalam tabel masukkan harga 2
- Menggunakan frekuensi 2 KHz (tombol tidak ditekan)
- Mengisi gelas kimia 50ml dengan KCl 1 nN dan memasukkan elektroda ke dalamnya
- Mengatur temperature larutan sesuai dengan tabel atau menakan tombol “ temp “
- Memasukkan harga K pada suhu laruutan untuk menghitung konstanta cell (K)
K = K tabel pada temp T / (K) pengukuran
- Mengkalibrasi telah selesai dan dicatat harga konduktivitas harga larutan KCl 1 N
- Menentukan konduktivitas larutan KCl 0,1 N (sesuai instruksi)
Titrasi konduktometri
- Membuat larutan NaOH 0,1 N sebanyak 50ml
- Membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 50ml
- Memipet 10ml larutan NaOH sebanyak 10ml, memasukkan ke dalam gelas kimia 250ml dan menambahkan aquadest sebanyak 200ml (elektroda tenggelam)
- Meletakkan larutan NaOH diatas hot plate (jangan menghidupkan pemanas)
- Mengaduk larutan NaOH dengan magnetic stirrer
- Melakukan penambahan HCl 0,1 N sebanyak 1ml-20ml (dengan kenaikan 1ml), pada saat penambahan HCL posisi tombol pada posisi “ kond “ dan membaca konduktiviitas pada display setiap penambahan HCl
- Setelah didapat kurva yang diinginkan, menghitung konsentrasi NaOH
- Melakukan titrasi asam basa yang lain (sesuai perintah instruktur)
Evaluasi
Untuk menghitung konsentrasi larutan NaOH digunakan persamaan:
V1C1 = V2C2
Dimana:
V1 = volume larutan HCl
V2 = volume larutan NaOH
C1 = konsentrasi larutan HCl
C2 = konsentrasi larutan NaOH
5.Data Pengamatan
6.Perhitungan
Pembuatanlarutan HCL 0,1 M dalam 50ml larutan
M1 = (%.p.1000 ml/l)/BM
=(36%.1,18 gr/ml.1000 ml/l)/(36,45 gr/mol)
V1 =(M2.V2)/M1
=(0,1 mol/l.0.05l)/16,65
=0,00429 l =0,429 ml
Pembuatanlarutan NaOH 0,1 M dalam 50ml larutan
Gr =M.V.BM
=0,1.0.05.40gr/mol
=0,2gr
Pembuatanlarutan KCl 0,1 M dalam 50ml larutan
Gr =M.V.BM
=0,1.0.05.74,55gr/mol
=0,372 gr
K KCl
=(K tabel pada literatur)/(K Pengukuran)
=12,88/15,11=0,85 ms/cm